Konten dari Pengguna

Sejarah Perkembangan Penulisan Sejarah Indonesia

Sandi Kurniawan Pratama
Mahasiswa Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Padang
16 November 2022 9:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sandi Kurniawan Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pena bulu, sumber utama : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Pena bulu, sumber utama : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Pasti para pembaca yang budiman pernah mendengar istilah historiografi. Secara literal istilah ini bermakna penulisan sejarah, dan historiografi sendiri merupakan bagian integral dari metode sejarah, yang merupakan tahap akhir dari riset sejarah yakni penulisan/publikasi karya sejarah. Menurut Louis Gottschalk dalam bukunya Metode Sejarah menyebutkan ada beberapa tahapan dalam penulisan sejarah yakni : heuristik (pengumpulan data), verifikasi (pengecekan kebenaran sumber), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan/publikasi). Kemudian ada definisi lain dari istilah historiografi, mengutip Helius Sjamsudin dalam bukunya Metodologi Sejarah, “ Historiografi adalah sejarah penulisan sejarah”.
ADVERTISEMENT
Setelah kita mendudukkan definisi dan konsep historiografi seperti diatas, kemudian kita akan mencoba membahas mengenai perkembangan penulisan sejarah Indonesia/ historiografi Indonesia. Berikut merupakan fase-fase perkembangan historiografi Indonesia yang Kita bagi berdasarkan periode waktunya.
Zaman Tradisional, Historiografi Hindu-Budha dan Historiografi Islam
Foto patung Budha Gautama, sumber utama : Pixabay.com
Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang masih bersifat tradisional dan amat kental dengan unsur-unsur magis dan mistik. Dapat Kita lihat dari perbagai tulisan sejarah zaman kerajaan nusantara baik dari periode Hindu-Budha maupun Islam, keduanya amat kental unsur magisnya. Kemudian perspektif yang digunakan di dalam penulisan berpusat kepada kehidupan bangsawan dan raja-raja. Historiografi Tradisional ini digunakan untuk memperkuat legitimasi kekuasaan penguasa saat itu. contoh -contoh dari historiografi tradisional : Pararaton, Negarakertagama, Tambo Alam Minangkabau, Hikayat Raja-Raja Pasai, dsb. Yang menjadi pembahasan utama dalam penulisan sejarah tipe ini adalah kehidupan bangsawan dan kehidupan istana terutama kisah tentang raja-raja dan pemimpin.
ADVERTISEMENT
Zaman Kolonial, Historiografi Kolonial
Lukisan Alexander Willem F. Idenberg. Gubernur Jendral Hindia-Belanda menjabat dari 18 Desember 1909 sampai tanggal 21 Maret 1916. Sumber utama : Pixabay.com
Seiring kedatangan Bangsa Barat mempengaruhi historiografi Indonesia. Kolonialis menganggap bahwa sejarah baru dimulai ketika mereka datang ke nusantara. Di Dalam Historiografi kolonial yang menjadi pemeran utama dalam penulisan sejarah adalah para orang-orang eropa/neerlando centris, tanpa memperhatikan peranan masyarakat pribumi. Namun ada yang menarik ketika pendudukan Inggris yang hanya sebentar di Indonesia, Raffles selaku gubernur jenderal kala itu menulis buku yang berjudul History of Java. Buku membahas tentang sejarah masyarakat Jawa, namun masih tetap menggunakan perspektif kolonial.
Setelah pelaksanaan Politik Etis dan kemunculan para kalangan intelektual pribumi ada sedikit perubahan corak dalam historiografi kolonial. Kita dapat melihat disertasi Husein Djajadiningrat tentang Banten dengan penggunaan studi filologi. Husein sendiri merupakan salah satu orang pribumi pertama yang mendapat gelar intelektual yang tinggi pada zaman kolonial.
ADVERTISEMENT
Zaman Kemerdekaan, Historiografi Indonesiasentris dan Seminar Sejarah Nasional Pertama 1957
Peta Indonesia di globe, sumber utama : Pixabay.com
Setelah kemerdekaan politik yang dicapai Indonesia pada tahun 1945, kemudian pengakuan kedaulatan diakhir tahun 1949, memberikan nafas bagi sejarawan Indonesia untuk menulis sejarah , yang di mana Bangsa Indonesia menjadi pemeran utamanya. Kala itu terjadi pemutarbalikan keadaan, yang mana para orang-orang pribumi yang dianggap pemberontak diubah menjadi pahlawan. Dapat Kita lihat dengan penggambaran Pangeran Diponegoro dan Tuanku Imam Bonjol, yang menjadi pahlawan bagi orang-orang pribumi.
Kemudian pada tahun 1957 dilakukan seminar sejarah nasional pertama di Yogyakarta, Bambang Purwanto dalam bukunya Menggugat Historiografi Indonesia Sentris menyebutkan “ Tahun 1957 menjadi landasan dasar filosofis historiografi Indonesiasentris". Tahun ini juga menjadi dasar penulisan sejarah kritis di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di Dalam historiografi Indonesiasentris mencerminkan Bangsa Indonesia sebagai pelaku utama dalam panggung sejarah. Salah satu contoh karya historiografi indonesiasentris adalah buku 6000 Tahun Sang Merah Putih, buku berusaha menjelaskan bahwa penghormatan terhadap warna merah-putih telah berlangsung lama, bahkan semenjak 6000 tahun yang lalu ketika terjadi migrasi bangsa purwa-Indonesia.
Zaman Orde Baru, Historiografi Zaman Orde Baru
Lukisan Presiden Soeharto, sumber utama : Pixabay.com
Setelah peralihan kepemimpinan dari orde lama menuju orde baru, juga mempengaruhi corak penulisan sejarah pada kala itu. Pada zaman orde baru akan kita kenal buku SNI / Sejarah Nasional Indonesia , buku banyak orang menganggap sebagai alat legitimasi kekuasaan orde baru. Kemudian dalam penyusunanya banyak di antara para-para penyusunnya mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas, hal inilah yang menimbulkan berbagai praduga dan prasangka. Kemudian dalam historiografi zaman orde baru lebih mengedepankan peranan militer dalam penulisannya.
ADVERTISEMENT
Historiografi Era Reformasi
Lukisan peta dan kertas, sumber utama: Pixabay.com
Perkembangan historiografi sejalan dengan perkembangan keilmuan sejarah itu sendiri. Sebagaimana Kita jelaskan diatas bahwa historiografi Indonesia berkembang dari masa ke masa secara simultan. Setelah kemerdekaan terjadi dekolonisasi dalam penulisan sejarah, kemudian di tahun 1957 dilakukan kongres sejarah pertama, dan ditahun 60-an penggunaan ilmu sosial dalam studi sejarah mulai diterapkan.
Perkembangan penulisan sejarah tidak bisa dilepaskan juga dari perkembangan pemikiran postmodernisme yang melakukan kritik terhadap berbagai keilmuan. Dalam pemikiran postmodern tiada kebenaran absolut, yang ada adalah kebenaran relativ. Modernisme dianggap gagal dalam memanusiakan manusia, karena modernisme hanya membawa manusia kepada kehancuran. Namun postmodernisme dianggap pula ahistoris karena tiada batasan tegas antara modernisme dengan postmoderne.
Terkait dengan historiografi Indonesia, diawal tahun 2000-an telah ada penulisan buku-buku sejarah seperti Api Sejarah Indonesia, dan Indonesia Dalam Arus Sejarah. Penulisan kedua buku ini merupakan hasil dari proses dialektis dalam penulisan sejarah Indonesia. Kemudian pada saat ini tema-tema penulisan sejarah sudah beraneka ragam dan bersifat kontemporer, serta tidak hanya berkutat kepada masalah politik dan orang-orang besar semata.
ADVERTISEMENT
Simpulan
Dari penjelasan diatas Kita telah berusaha menyimpulkan perkembangan historiografi Indonesia dari masa ke masa. Kita mulai mencoba membahas dari historiografi tradisional, kolonial, Indonesia, hingga corak historiografi Indonesia pada saat ini. Kita juga telah mencoba memberikan pengaruh perkembangan keilmuan dalam penulisan sejarah.
Saya menyadari masih amat banyak kekurangan dalam tulisan ini, Saya terbuka terhadap kritik dan saran dari para pembaca, terimakasih……