Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Komunikasi Krisis dalam Konteks Lingkungan: Mengelola Pesan Selama Bencana Alam
19 Agustus 2024 11:26 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sarmiati mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komunikasi Krisis selama Bencana Alam
ADVERTISEMENT
Komunikasi krisis merupakan bentuk komunikasi yang berfokus pada pengelolaan dan penyampaian informasi selama masa krisis, yang bertujuan untuk mengurangi munculnya dampak negatif serta merencanakan pemulihan dengan cepat. Menurut Coombs (2007), komunikasi krisis merupakan proses pengelolaan informasi untuk mengurangi kerusakan serta membantu perencanaan yang membantu pemulihan setelah munculnya krisis. Dalam konteks lingkungan, komunikasi krisis memainkan peran yang sangat penting dalam mengelola terjadinya bencana alam. Indonesia saat ini mengalami banyak bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, yang tidak hanya mengancam fisik, tapi juga psikologi dan sosial masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pemerintah perlu melakukan kerjasama dengan semua elemen untuk membuat strategi komunikasi yang efektif dapat membantu dalam memitigasi dampak bencana dan memfasilitasi pemulihan yang lebih cepat. Reynolds dan Seeger (2005) menjelaskan pentingnya komunikasi yang efektif dapat mengurangi ketidakpastian dan kecemasan yang dialami oleh masyarakat selama bencana alam. Oleh karena itu dibutuhkan strategi komunikasi krisis selama bencana alam. Hal yang harus diperhatikan diantaranya:
Melakukan persiapan dan perencanaan menjadi
Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu. Fink (1986) menjelaskan bahwa selama krisis masyarakat membutuhkan informasi yang jelas agar bisa membuat keputusan dengan tepat. Contohnya saja ketika terjadi bencana gunung merapi meletus yang terjadi baru-baru ini. Masyarakat membutuhkan informasi dengan cepat, jelas, dan akurat. Sehingga masyarakat bisa melakukan persiapan dan penanggulangan untuk melakukan pencegahan, penanggulangan, dan antisipasi terhadap resiko yang terjadi. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap otoritas.
ADVERTISEMENT
Komunikasi krisis selama bencana alam ditujukan untuk memberikan informasi yang akurat dan relevan kepada publik. Menurut Timothy Coombs seorang ahli komunikasi krisis keberhasilan komunikasi krisis terletak pada kemampuan untuk mengelola informasi dan persepsi dengan cara mengurangi ketidakpastian dan membangun kepercayaan. Jika saat terjadi bencana tidak ada komunikasi yang jelas dan tepat waktu, dikhawatirkan informasi yang tidak valid bisa menyebar dengan cepat, sehingga dapat menyebabkan buruknya situasi dan meningkatkan terjadinya resiko.
Oleh karena itu, ketika terjadi bencana alam, waktu menjadi hal yang sangat berharga. Informasi harus disampaikan dengan cepat untuk mencegah terjadinya eskalasi krisis. Kecepatan penyebaran informasi yang dimaksud disini harus diimbangi dengan keakuratan. Barbara F. Heller menjelaskan bahwa informasi yang salah atau tidak lengkap dapat merusak kredibilitas yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Untuk memaksimalkan waktu yang ada, media sosial menjadi alat yang penting dalam komunikasi krisis. Meskipun media sosial memiliki kemampuan menyebarkan informasi dengan cepat dan luas, tetapi juga dapat menyebarkan disinformasi. Sehingga penting juga untuk selalu memantau dan memastikan bahwa informasi yang didapatkan melalui media sosial memiliki akurasi dan juga kejelasan. Tidak hanya kecepatan dan juga keluasan penyampaian informasi, media sosial juga harus memperhatikan aspek emosional.
Hal ini dikarenakan benca alam sering kali menimbulkan trauma dan juga ketakutan. Sehingga pesan yang disampaikan selama krisis harus memperhatikan perasaan dari masyarakat, yang dapat memberikan dukungan emosional, dan solusi yang praktis untuk masalah yang dihadapi.
Sehingga, komunikasi krisis dalam konteks lingkungan memerlukan perencanaan yang matang, kecepatan, transparansi, dan juga memaksimalkan pemanfaatan teknologi yang ada. Dengan pendekatan yang efektif, informasi dapat dikelola dengan baik ketika terjadi bencana alam, yang dapat membantu masyarakat ketika dihadapkan dengan situasi yang sulit.
ADVERTISEMENT