Konten dari Pengguna

Komunikasi Nonverbal dalam kelompok: Memahami Bahasa Tubuh dan Isyarat Sosial

Sarmiati mia
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
21 Juli 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sarmiati mia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Komunikasi Nonverbal dalam Kelompok

Sumber: pexels.com (Komunikasi Non Verbal)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pexels.com (Komunikasi Non Verbal)
ADVERTISEMENT
Komunikasi non verbal memainkan peran penting dalam menunjang interaksi kelompok karena memberikan dampak yang besar, untuk bisa memperkuat, melengkali, bahkan mampu untuk menggantikan komunikasi verbal. Menurut Larry A. Samovar dan Ricahard E. Porter, Komunikasi non verbal merupakan bentuk serangkaian pesan yang mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam proses komunikasi menggunakan bahasa tubuh yang mempunyai nilai pesan potensial baik bagi pengirim maupun penerima. Memahami bahasa tubuh dan isyarat sosial sangat membantu agar komunikasi menjadi lebih efektif yang berdampak pada hubungan yang lebih kuat.
ADVERTISEMENT
Komunikasi non verbal dapat dikategorikan kedalam beberapa hal seperti ekspresi wajah, gerakan tangan, serta postur tubuh yang dapat memperkuat pesan yang disampaikan secara verbal. Contohnya saja ketika menunjukkan arah jalan dengan menunjuk ke arah tersebut mempertegas dan memberikan penjelasan bahwa tujuan yang diinginkan berada di sebelah yang ditujunjuk.
Data dari suatu penelitian menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara manusia dilakukan secara non verbal. Dengan memahami makna dari bahasa tubuh dan juga isyarat sosial yang digunakan masyarakat, komunikasi yang ingin kita maksud bisa tersampaikan dengan baik. Komunikasi non verbal sangat penting terutama dalam mempengaruhi dinamika kelompok, kohesi, dan efektivitas kerjasama yang diinginkan. Beberapa bentuk komunikasi non verbal yang bisa diterapkan untuk menunjang hubungan dalam kelompok diantaranya:
ADVERTISEMENT
1. Membangun dan memelihara hubungan. Kelompok menjadi wadah berkumpulnya berbagai karakter individu yang memiliki tujuan yang sama, sehingga mereka harus bisa beradaptasi dan juga menyesuaikan diri dengan kelompok yang memiliki perbedaan dengannya. Komunikasi non verbal dapat menjadi alat untuk membantu membangun dan memelihara hubungan tersebut. Contohnya ekspresi wajah seperti senyuman, anggukan kepala, dan sebagainya yang memberikan kenyaman dalam berkomunikasi. Kontak mata yang konsisten juga menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki minat, ketertarikan, dan memperhatikan lawan bicaranya ketika berbicara. Hal ini dapat membantu dalam menumbukan hubungan dalam kelompok yang lebih sehat, serta dapat memberikan rasa saling percaya satu sama lain.
2. Mengatur dinamika kelompok. Dalam sebuah kelompok, dibutuhkan arahan dari beberapa orang agar dapat mengontrol suasana dan keadaan kelompok tersebut. Dengan adanya komunikasi non verbal seperti gerak tangan dari seorang pemimpin untuk mengarahkan diskusi dan menjaga alur percakapan. Selain itu, postur tubuh yang terbuka menunjukkan keterlibatan dan kesiapan untuk berkontribusi dalam kelompok tersebut.
ADVERTISEMENT
3. Menunjukkan peran dan status. Jarak fisik antar anggota kelompok dapat menunjukkan status dan hubungan yang ada dalam kelompok tersebut. Biasanya seorang pemimpin cenderung akan berada ditengah agar bisa didengar dan dilihat oleh para anggotanya. Begitu juga dengan cara berpakaian dan penampilan umum yang menunjukkan peran dan status seseorang dalam kelompok.
4. Menyampaikan emosi dan reaksi. Reaksi spontan yang diberikan terhadap ide atau pendapat anggota kelompok lainnya dapat terlihat dari ekspresi wajah, yang menunjukkan tentang perasaan dan pendapat yang mereka rasakan. Tak hanya itu, nada suara tinggi atau rendah juga dapat mempengaruhi dan menunjukkan emosi yang dimiliki oleh individu seperti kegembiraan, kemarahan, kebingungan, dan sebagainya
5. Meningkatkan efektivitas komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari adanya ekspresi wajah seperti anggukan kepala atau jempol ke atas yang menunjukkan bahwa, komunikasi yang sedang dijalankan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh yang lainnya. Selain itu efektivitas komunikasi juga dapat ditingkatkan menggunakan diagram atau gambar dalam presentasi kelompok.
ADVERTISEMENT
6. Mencegah dan mengatasi konflik. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kelompok merupakan wadah untuk mengumpulkan individu dengan karakter yang berbeda. Sehingga ketika terjadi konflik dibutuhkan satu orang yang memiliki bahasa tubuh yang tenang dan isyarat yang menenangkan seperti tangan terbuka, yang dapat membantu dalam meredakan ketegangan yang terjadi.
Komunikasi non verbal pada dasarnya memberikan pengaruh yang sangat besar dalam proses komunikasi. Selain menjadi pelengkap dalam komunikasi verbal, komunikasi non verbal memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman, membangun hubungan, dan menciptakan dinamika kelompok yang efektif. Komunikasi non verbal juga bisa menjadi hal pertama yang dilihat orang lain untuk memberikan penilaian terhadap diri kita. Sehingga, sekali lagi komunikasi non verbal tidak akan bisa dipisahkan dengan komunikasi verbal. Komunikasi non verbal akan selalu muncul dalam setiap proses komunikasi baik disadari maupun tidak, disengaja ataupun tidak.
ADVERTISEMENT