Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Fangirling Sebagai Bentuk Terapi Emosional
9 Desember 2024 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Saviyyah Safwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fangirling adalah suatu kegiatan yang mendukung serta rasa antusiasme atau kagum terhadap orang yang di idolakan. Fangirling ini adalah sebutan untuk orang yang memiliki dukungan kepada idolanya, seperti grup musik yang ada di Korea. Kegiatan fangirling ini bisa diwujudkan dengan cara mengikuti aktivitas idola mereka di media sosial atau bisa juga dengan menonton konser, menghadiri fan meeting, hingga membeli album, merchandise, dan segala hal yang berbau K-pop.
ADVERTISEMENT
Awal mula maraknya K-pop di Indonesia terjadi pada tahun 2000-an. Maraknya K-pop ini dimulai dengan tayangnya drama Korea Endless Love yang diperankan oleh pemeran utama, yaitu Song Hye Kyo, Won Bin, dan Song Seung Heon. Setelah itu, musik Korea mulai masuk di Indonesia kerena program televisi nasional yang menayangkan musik mingguan Korea pada tahun 2011 sehingga banyak yang tertarik dengan musik Korea dan juga drama Korea. Ramainya grup-grup K-pop saat itu di antaranya adalah TVXQ, Big Bang, Super Junior, hingga Girl's Generation. Setelah itu, akhirnya banyak sekali grup K-pop lainnya yang terkenal dan semakin banyak remaja hingga orang dewasa yang menyukai Korea.
Alasan mengapa banyaknya remaja di Indonesia yang menyukai Korea salah satunya adalah karena banyak sekali lirik-lirik lagu yang sangat relate dengan permasalahan-permasalahan remaja. Selain itu, karena musik mereka yang catchy, easy listening, koreografi dance yang menarik, hingga kualitas dari musik video mereka yang sangat bagus.
ADVERTISEMENT
Lagu-lagu mereka banyak sekali yang membahas tentang permasalahan kehidupan, seperti pencarian jati diri, permasalahan cinta, bahkan politik negara. Fangirling ini juga ternyata banyak sekali membantu remaja-remaja yang kehilangan arah dan menemukan jati dirinya kembali. Banyak juga yang melepaskan stres mereka dengan mendengarkan musik Korea dari grup maupun soloist. Selain mendengarkan musik, mereka juga biasanya menonton acara di YouTube maupun di televisi, seperti Going Seventeen (Seventeen), Run BTS (BTS), To Do (TXT), dan EN-O'CLOCK (Enhypen), yang berisi game-game menghibur serta lelucon mereka yang alami, sehingga banyak yang terhibur dengan kehadiran mereka.
Berikut adalah beberapa lagu K-pop yang memiliki makna yang mendalam, di antaranya ada Epiphany (Jin BTS) yang bertema self-love dan mengajak orang-orang yang membenci diri sendiri untuk tetap berusaha mencintai diri sendiri; Tomorrow (BTS) yang mengajak untuk tetap maju menuju esok hari; kemudian Cheers to Youth (Seventeen) yang mengapresiasi orang-orang yang sudah menjalankan kehidupan sebaik mungkin dan meminta mereka untuk tidak mendengarkan perkataan orang lain.
ADVERTISEMENT
BTS adalah salah satu grup K-pop pertama yang berkolaborasi dengan UNICEF untuk menyuarakan tentang kesehatan mental. UNESCO juga menyebutkan bahwa 1 dari 7 anak di seluruh dunia mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi karena banyaknya tekanan terutama pada saat terjadinya COVID-19, yang mana orang-orang hanya berdiam diri di rumah saja sehingga banyak sekali yang mengalami depresi.
Fangirling K-pop ternyata juga dapat membantu mengurangi depresi dengan berbagai macam cara, seperti mendengarkan musik K-pop yang berenergi dan penuh ritme, serta bergabung dengan komunitas penggemar sehingga bisa mendapatkan dukungan dari lingkungan yang sama. Banyak juga dari kalangan penggemar yang melakukan hal-hal positif seperti menggalang dana dengan mengatasnamakan artis atau bahkan fandom-nya sendiri untuk membantu orang lain yang membutuhkan, seperti korban Palestina, anak-anak di panti asuhan, anak-anak disabilitas, panti jompo, hingga hewan sekalipun.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, K-pop tidak sepenuhnya selalu tentang hal-hal yang negatif saja, bahkan banyak sekali hal positif yang dapat kita pelajari dan juga ambil asalkan kita bisa mengatur semua sesuai dengan porsinya masing-masing.