Konten dari Pengguna

Bolehkah Mendiagnosis Gangguan Mental Lewat Internet Tanpa Psikiater?

Sehatq
Kami hadir untuk membantu Anda mengelola kesehatan Anda dan keluarga. Info dan layanan di SehatQ disajikan untuk memudahkan Anda mengambil keputusan yang tepat dalam menjaga kesehatan maupun mencari pengobatan. Dengan SehatQ, sehat keluargaku.
28 Februari 2019 15:55 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sehatq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebelum meyakini diri Anda mengalami masalah kesehatan mental berdasarkan informasi dari internet, sebaiknya temui psikiater terlebih dahulu.
zoom-in-whitePerbesar
Sebelum meyakini diri Anda mengalami masalah kesehatan mental berdasarkan informasi dari internet, sebaiknya temui psikiater terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Penetrasi internet dalam banyak aspek kehidupan memudahkan kita untuk mengakses beragam informasi. Dalam masyarakat yang serba praktis dan instan, bukanlah hal yang aneh jika beberapa orang lebih memilih untuk mencari informasi dari internet, termasuk seputar kesehatan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, mendiagnosis diri sendiri sudah menjadi hal yang umum. Banyak orang mencocokkan gejala penyakit mereka dengan apa yang disebutkan dalam internet.
Jika gejala yang dibaca mirip, maka mereka akan menganggap dirinya mengalami penyakit tertentu seperti yang disebutkan dalam sumber yang mereka rujuk.
Fenomena ini disebut dengan self-diagnosis atau mendiagnosis diri sendiri. Cakupan diagnosis diri sendiri ini tidak hanya pada penyakit fisik, namun juga meliputi diagnosis gangguan mental berdasarkan informasi yang didapatkan dari internet.
Topik gangguan mental yang sedang marak membuat orang-orang mulai melakukan 'cocoklogi' antara gejala-gejala gangguan mental tertentu dengan yang dialami diri mereka, tanpa melakukan konsultasi kepada psikiater.
Tidak hanya itu, terdapat juga beragam tes yang dapat digunakan untuk menguji apakah seseorang memiliki gangguan mental tertentu.
ADVERTISEMENT
Banyak dan lengkapnya informasi dari internet menimbulkan suatu pertanyaan: “Apakah psikiater masih diperlukan untuk mendiagnosis suatu gangguan mental?” Untuk mengetahui jawabannya, simak poin-poin di bawah ini:
Tes yang beredar di internet tidak bisa dipercaya sepenuhnya karena seringkali bukan berdasarkan riset ilmiah.
Terkadang beberapa tes di internet tidak berdasarkan riset ilmiah yang kuat. Oleh karena itu, penilaian oleh tenaga profesional seperti psikiater tetap perlu untuk dilakukan.
Dalam hal ini, psikiater memiliki pengetahuan dan alat tes yang lebih terpercaya dibandingkan dengan tes-tes yang beredar di internet. Selain itu, untuk mengetahui kompleksitas dari gangguan mental tertentu memerlukan psikiater yang lebih ahli mengenai jenis-jenis gangguan mental.
Gangguan mental. Foto: Pixabay
Gejala-gejala gangguan mental yang dicantumkan di internet tidak dapat menentukan secara spesifik apakah yang dialami oleh Anda adalah gangguan mental tertentu. Pada dasarnya, beberapa gangguan mental memiliki gejala yang serupa.
ADVERTISEMENT
Contohnya saja perubahan mood. Perubahan dalam mood dapat mengindikasikan depresi, gangguan kepribadian borderline, ataupun gangguan bipolar.
Oleh karena itu, psikiater diperlukan untuk dapat menilai dan menentukan gangguan mental yang Anda alami berdasarkan gejala-gejala yang Anda rasakan.
Ilustrasi pasien gangguan mental. Foto: Thinkstock
Besar kemungkinan adanya salah diagnosis jika Anda hanya menggunakan internet untuk mencocokkan gejala-gejala yang dialami. Beberapa gejala yang Anda rasakan bisa jadi bukan karena gangguan mental, tetapi karena gangguan secara medis.
Contohnya, Anda mungkin saja memiliki gangguan pada jantung, tetapi Anda malah mendiagnosis diri Anda memiliki gangguan kecemasan. Jika Anda berdiskusi terlebih dahulu dengan psikiater, mereka dapat melakukan pemeriksaan terhadap apa yang Anda rasakan sebelum mendiagnosisnya sebagai gangguan mental atau gangguan medis.
ADVERTISEMENT
Psikiater bisa saja merujuk Anda untuk melakukan pemeriksaan medis. Terkadang, seseorang juga dapat mengalami dua gangguan sekaligus, seperti gangguan kecemasan dan depresi. Psikiater dapat membantu untuk menilai apakah Anda hanya mengalami satu gangguan mental saja atau lebih.
Diagnosis. Foto: Picpedia.org
Saat melihat gejala-gejala mental yang tercantum di internet, Anda bisa saja mengira bahwa Anda mengalami lebih dari satu gangguan mental. Namun, sebenarnya Anda hanya melihat gejala-gejala tertentu dari suatu gangguan mental dan mengasumsikannya demikian.
Padahal, ada gangguan mental yang dapat mencakup semua gejala-gejala yang Anda rasakan. Contohnya, Anda bisa saja menganggap diri Anda mengalami gangguan tidur dan Attention Deficit Disorder (ADD) karena susah tidur dan sulit berkonsentrasi.
ADVERTISEMENT
Namun, sebenarnya Anda bisa saja hanya mengalami gangguan tidur yang menyebabkan sulit berkonsentrasi. Oleh karena itu, Anda membutuhkan psikiater untuk dapat melihat apakah gejala-gejala yang Anda rasakan mengindikasikan satu gangguan mental atau lebih.
Melalui penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya psikiater masih sangat dibutuhkan, dan mendiagnosis diri sendiri melalui internet merupakan sesuatu yang tidak disarankan. Akan tetapi, Anda tetap bisa melihat informasi dari internet untuk melihat apakah Anda perlu untuk melakukan konsultasi dengan psikiater.
Referensi:
NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3576458/ Diakses pada 26 Februari 2019
Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/debunking-myths-the-mind/201005/the-dangers-self-diagnosis Diakses pada 26 Februari 2019