Konten dari Pengguna

5 Contoh Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha dan Kebudayaan Lokal Nusantara

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 Desember 2024 20:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Contoh Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha dan Kebudayaan Lokal Nusantara, Foto: Pixabay/chepopovich
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Contoh Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha dan Kebudayaan Lokal Nusantara, Foto: Pixabay/chepopovich
ADVERTISEMENT
Contoh akulturasi kebudayaan Hindu-Budha dan kebudayaan lokal Nusantara menunjukkan bagaimana dua tradisi besar berpadu membentuk identitas budaya yang khas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Proses ini terjadi melalui berbagai aspek kehidupan seperti seni, arsitektur, kepercayaan, dan tradisi. Hasil dari akulturasi tersebut menciptakan karya-karya budaya yang unik dan tetap lestari hingga sekarang.
Mengutip situs bpmbkm.uma.ac.id, akulturasi budaya terjadinya dua budaya yang berbeda bertemu dan menyatu dan terjadi secara serasi dan damai. Perpaduan dua bentuk kebudayaan inilah yang dapat melahirkan budaya yang lebih baru.

Contoh Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha dan Kebudayaan Lokal Nusantara

Ilustrasi Contoh Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha dan Kebudayaan Lokal Nusantara, Foto: Pixabay/kalyanayahaluwo
Contoh akulturasi antara kebudayaan hindu-budha dan kebudayaan lokal nusantara dalam hal sistem kepercayaan adalah sebagai berikut:

1. Konsep Dewata dalam Kepercayaan Lokal

Sebelum kedatangan Hindu-Buddha, masyarakat Nusantara sudah mengenal kepercayaan terhadap roh nenek moyang dan dewa-dewa lokal.
Kedatangan Hindu-Buddha memperkenalkan konsep dewa-dewa Hindu seperti Wisnu, Siwa, dan Brahma, yang kemudian diselaraskan dengan kepercayaan lokal, seperti pemujaan terhadap roh leluhur.
ADVERTISEMENT

2. Pemujaan di Gunung sebagai Tempat Suci

Dalam budaya lokal, gunung sudah dianggap sebagai tempat sakral yang dihuni oleh roh-roh suci.
Ajaran Hindu-Buddha memperkuat tradisi ini dengan konsep Gunung Meru sebagai tempat para dewa. Hal ini tercermin dalam pembangunan candi-candi di daerah pegunungan, seperti Candi Dieng dan Candi Gedong Songo.

3. Persembahan Sesaji

Tradisi lokal dalam memberikan sesaji kepada roh nenek moyang dipadukan dengan konsep persembahan dalam ajaran Hindu-Buddha.
Persembahan tersebut melibatkan bahan-bahan lokal seperti bunga, buah, dan makanan khas yang ditujukan untuk para dewa, roh leluhur, atau entitas gaib lainnya.

4. Ritual Upacara Keagamaan

Upacara keagamaan Hindu-Buddha seperti nyepi, galungan, atau piodalan di Bali merupakan hasil akulturasi dengan tradisi lokal.
Sebelum Hindu-Buddha masuk, masyarakat Nusantara sudah mengenal berbagai bentuk ritual adat, yang kemudian dipadukan dengan ajaran Hindu-Buddha.
ADVERTISEMENT

5. Konsep Kehidupan Setelah Kematian

Kepercayaan Hindu-Buddha tentang reinkarnasi dan karma diintegrasikan dengan keyakinan lokal mengenai kehidupan setelah kematian.
Di beberapa daerah, seperti Bali, konsep ini diterapkan dalam tradisi kremasi (ngaben) yang juga mencerminkan penghormatan terhadap roh leluhur.
Akulturasi dalam sistem kepercayaan ini menunjukkan adaptasi budaya Hindu-Buddha dengan tradisi lokal Nusantara, sehingga menghasilkan praktik keagamaan yang unik dan khas di berbagai daerah di Indonesia.
Contoh akulturasi kebudayaan Hindu-Budha dan kebudayaan lokal Nusantara membuktikan bahwa budaya Indonesia selalu berkembang melalui interaksi dan adaptasi. (Fikah)