Konten dari Pengguna

5 Perbedaan Kemiskinan Absolut dan Relatif

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
8 Desember 2024 21:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perbedaan Kemiskinan Absolut dan Relatif,Foto:Pexels/Mumtahina Tanni
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perbedaan Kemiskinan Absolut dan Relatif,Foto:Pexels/Mumtahina Tanni
ADVERTISEMENT
Perbedaan kemiskinan absolut dan relatif merupakan konsep penting dalam memahami berbagai dimensi kemiskinan yang ada di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Perbedaan ini mengungkapkan cara pandang yang berbeda dalam mengukur dan memahami kemiskinan, baik dari segi angka maupun perspektif sosial.

5 Perbedaan Kemiskinan Absolut dan Relatif

Ilustrasi Perbedaan Kemiskinan Absolut dan Relatif,Foto:Pexels/Jimmy Chan
Sebelum mengetahui perbedaan kemiskinan absolut dan relatif, pahami dahulu tentang kemiskinan yang dikutip dari jurnal Analisis Kemiskinan Multidimensi Masyarakat Gorong-gorong Kelurahan Kebun Sirih di Kabupaten Mimika oleh Karina Sukardi (2021).
Kemiskinan dapat dipahami sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup dasar, di mana pengukuran kemiskinan didasarkan pada konsumsi.
Garis kemiskinan, yang ditentukan oleh konsumsi ini, terdiri dari dua komponen, yaitu: pengeluaran yang diperlukan untuk memperoleh standar gizi minimum dan kebutuhan dasar lainnya.
Dan jumlah kebutuhan lain yang sangat beragam, yang mencerminkan biaya untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial sehari-hari. Berikut perbedaan kemiskinan absolut dan relatif:
ADVERTISEMENT

1. Definisi

Kemiskinan absolut merujuk pada kondisi di mana individu atau keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup yang diperlukan untuk bertahan hidup, seperti pangan, sandang, papan, dan layanan kesehatan.
Dalam hal ini, seseorang dianggap miskin jika tidak dapat memperoleh sumber daya yang cukup untuk bertahan hidup.
Sementara itu, kemiskinan relatif mengacu pada kondisi ketidaksetaraan dalam masyarakat, di mana seseorang atau kelompok memiliki pendapatan yang jauh di bawah rata-rata pendapatan masyarakat.
Dengan kata lain, meskipun kebutuhan fisik sudah terpenuhi, tetapi merasa tertinggal jika dibandingkan dengan standar hidup sebagian besar orang di sekitarnya.

2. Dasar Pengukuran

Kemiskinan absolut diukur berdasarkan standar yang tetap dan universal, seperti garis kemiskinan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau konsumsi minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup.
ADVERTISEMENT
Garis kemiskinan ini bersifat tetap dan dapat diterapkan secara global. Sebaliknya, kemiskinan relatif diukur dengan membandingkan posisi ekonomi individu dengan rata-rata masyarakat di sekitarnya.
Artinya, seseorang dianggap miskin relatif jika pendapatan atau kualitas hidupnya jauh di bawah standar kebanyakan orang dalam masyarakat tempat mereka tinggal.

3. Tujuan dan Fokus

Tujuan utama dari kemiskinan absolut adalah memastikan bahwa setiap individu dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, tanpa memperhatikan perbedaan tingkat kehidupan antara satu individu dengan individu lainnya dalam masyarakat.
Kemiskinan absolut berfokus pada pemenuhan kebutuhan fisik yang bersifat mendasar. Sedangkan kemiskinan relatif lebih fokus pada ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang terjadi dalam masyarakat.
Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengidentifikasi mereka yang tertinggal dalam hal akses terhadap fasilitas sosial dan peluang ekonomi yang tersedia di masyarakat.
ADVERTISEMENT

4. Sifat Pengukuran

Kemiskinan absolut bersifat objektif karena diukur berdasarkan standar yang tetap dan dapat diterapkan di berbagai negara atau wilayah tanpa memperhatikan kondisi lokal. Pengukurannya jelas, seperti garis kemiskinan yang sudah ditentukan secara internasional.
Sementara itu, kemiskinan relatif bersifat subjektif dan kontekstual, karena pengukurannya bergantung pada kondisi sosial dan ekonomi yang berlaku di masyarakat tertentu.
Pengukuran ini lebih memperhatikan ketimpangan dan perbedaan tingkat kesejahteraan di dalam suatu komunitas atau negara.

5. Contoh Pengukuran

Contoh pengukuran kemiskinan absolut adalah jika seseorang memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan internasional, misalnya kurang dari $1,90 per hari, yang dianggap sebagai garis kemiskinan ekstrem oleh Bank Dunia.
Seseorang dalam kategori ini dianggap miskin secara absolut karena tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, contoh kemiskinan relatif dapat terlihat pada seseorang yang memiliki pendapatan jauh lebih rendah dari rata-rata pendapatan masyarakat di negara maju.
Meskipun kebutuhan dasar mungkin sudah terpenuhi, namun merasa tertinggal dalam hal kualitas hidup yang diharapkan oleh masyarakat sekitar.
Dengan memahami perbedaan kemiskinan absolut dan relatif dapat mengembangkan program-program yang tidak hanya mencakup penyediaan kebutuhan dasar.
Tetapi juga mengurangi kesenjangan antara kelompok yang memiliki pendapatan lebih rendah dengan masyarakat yang lebih makmur. (shr)