Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
5 Tradisi Maluku yang Perlu Dilestarikan
9 September 2024 5:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tradisi ini penting untuk dilestarikan agar dapat dinikmati dari generasi ke generasi. Karena tradisi merupakan sebuah identitas budaya daerah atau suku tertentu.
Tradisi Maluku yang Perlu Dilestarikan
Terdapat berbagai tradisi yang menarik di Indonesia. Setiap tradisi memiliki keunikan dan ciri masing-masing. Berikut adalah tradisi Maluku yang perlu dilestarikan.
1. Tradisi Pukul Sapu Lidi
Tradisi Pukul Sapu Lidi adalah aset pariwisata unik yang ada di Maluku. Tradisi ini diadakan setelah Idulfitri, tepatnya setiap tanggal 7 Syawal dalam penanggalan Islam.
Pukul Sapu Lidi merupakan warisan budaya para leluhur yang kental dengan nuansa keagamaan. Budaya ini memiliki nilai historis dan penjelmaan dari jiwa keberanian yang harus terus tertanam dalam karakter penduduk Maluku.
Pukul Sapu Lidi juga mengandung pelajaran tentang sikap bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi ini merupakan simbol persatuan dan kebersamaan antarwarga, serta bentuk penghormatan kepada leluhur.
ADVERTISEMENT
2. Tradisi Masohi
Tradisi Masohi merupakan warisan leluhur masyarakat Maluku. Masohi biasa dikenal dengan istilah gotong royong. Tradisi dari ini memiliki arti sebagai kebersamaan dalam pembangunan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Tradisi Masohi sudah dilaksanakan sejak dahulu dan merupakan warisan dari leluhur yang hingga saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat Maluku . Tradisi seperti ini dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan dan membina hubungan sosial yang baik antar warga.
3. Cuci Negeri
Ritual adat Cuci Negeri dapat disebut juga Adat Nae Baileo. Tradisi ini memiliki arti naik ke tempat upacara adat, tempat berkumpul untuk bermusyawarah.
Ritual ini dilaksanakan pada minggu kedua bulan Desember. Istilah cuci negeri mengandung makna membersihkan tubuh manusia.
Upacara adat dimulai dengan rapat saniri besar pada tanggal 1 Desember. Rapat itu dihadiri oleh masyarakat yang sudah berumur di atas 17 tahun. Dalam rapat ini, masyarakat mendengarkan laporan pertanggungjawaban pemerintah negeri dan berdialog.
ADVERTISEMENT
Ritual diawali dengan pembersihan yang dilakukan pada hari Rabu dan Kamis. Tradisi ini dibuka dengan pemukulan tifa dan dilanjutkan dengan pembersihan negeri secara adat, terutama lokasi pelaksanaan adat, jalan menuju Gunung Sirimau dan kuburan-kuburan.
4. Upacara Fangnea Kidabela
Upacara Fangnea Kidabela mengandung filosofi persatuan dan kesatuan hidup masyarakat. Upacara Fangnea Kidabela juga mengandung makna sebagai pemantapan terhadap persaudaraan dan keakraban antar sesama masyarakat.
Upacara ini menciptakan suasana hidup bermasyarakat yang kokoh dan kuat. Upaca ini juga berfungsi untuk mencegah fenomena konflik dan perpecahan terhadap hubungan masyarakat.
5. Arumbae Manggurebe
Tradisi Arumbae adalah bentukan karakter masyarakat Maluku, baik yang tinggal di pesisir maupun di pegunungan. Arumbae adalah kebudayaan berlayar dalam masyarakat Maluku.
Tradisi ini terbentuk melalui perjuangan melintasi lautan dari leluhur masyarakat Maluku. Arumbae menstrukturkan cara pandang bahwa laut adalah medan kehidupan yang harus dihadapi.
ADVERTISEMENT
Tradisi Maluku yang perlu dilestarikan oleh generasi muda karena mengandung nilai-nilai luhur bangsa . Tradisi ini dapat menjadi sumber pariwisata apabila dimanfaatkan dengan baik. (Fia)