Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
7 Penyebab Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
6 Februari 2024 23:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyebab pertempuran 10 November 1945 di Surabaya adalah serangkaian peristiwa yang melibatkan pasukan Indonesia melawan pasukan sekutu yang diboncengi oleh pasukan NICA.
ADVERTISEMENT
Pertempuran ini tidak hanya sekadar bentrokan fisik, tetapi juga merupakan akumulasi dari ketegangan politik dan sosial di Surabaya saat itu.
Sejarah Pertempuran 10 November 1945
Mengutip situs semarangkota.go.id, pertempuran ini berlangsung pada 10 November 1945, melibatkan pasukan Indonesia dan pasukan sekutu yang berada di bawah kendali AFNEI (Allied Forces in the Netherlands East Indies) yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby.
Ini adalah pertempuran yang terjadi setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dari Belanda pada 17 Agustus 1945.
Pasukan sekutu datang ke Surabaya untuk melucuti pasukan Jepang yang masih berada di wilayah Jawa.
Berbagai Penyebab Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Berikut ini adalah berbagai penyebab meletusnya pertempuran pada 10 November 1945 di Surabaya:
ADVERTISEMENT
1. Insiden Hotel Yamato
Pertempuran diawali oleh insiden pengibaran bendera Belanda oleh pasukan NICA di Hotel Yamato yang memicu kemarahan rakyat Surabaya.
2. Kedatangan Pasukan Sekutu di Surabaya
Pada 25 Oktober 1945 pasukan sekutu di bawah kendali AFNEI yang dipimpin Brigjen Mallaby mendarat di Surabaya.
Kedatangan pasukan ini bertujuan untuk melucuti pasukan Jepang yang telah kalah dalam Perang Dunia II.
3. Pasukan Sekutu Melakukan Patroli Sepihak
Awalnya pasukan AFNEI diterima dengan baik, namun seiring berjalannya waktu pasukan ini bertindak seakan menjadi pemilik wilayah Surabaya yang mengontrol warga Surabaya.
Selain itu, AFNEI juga meminta para pasukan Indonesia untuk menyerahkan senjata.
4. Penyerbuan Penjara Kalisosok
Salah satu regu pasukan Sekutu di bawah pimpinan Kapten Shaw melakukan penyerbuan ke Penjara Kalisosok.
Penyerbuan ini adalah upaya untuk membebaskan Kapten Huiyer dan para tawanan Belanda yang berada di kompleks Wonokitri.
ADVERTISEMENT
Penyerbuan pada pada tanggal 26 Oktober 1945 ini mendapat respon dari pasukan Indonesia dengan kontak senjata.
5. Pengumuman Ultimatum
Ketegangan semakin meningkat dengan adanya selebaran ultimatum sekutu pada tanggal 27 Oktober 1945 yang meminta pasukan Indonesia untuk menyerah kepada Sekutu.
Ultimatum ini mendorong rasa kebencian di Surabaya dan menandai eskalasi konflik semakin meningkat..
6. Puncak peperangan
Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia, sehingga para pasukan Inggris mulai melancarkan serangan pada tanggal 10 November di pagi hari.
Pertempuran yang terjadi mengakibatkan banyak korban jiwa di kedua pihak, tetapi terutama merenggut nyawa lebih dari 20.000 warga Surabaya.
7. Akhir Peperangan
Meskipun kalah dari segi persenjataan, pasukan Indonesia berhasil membuat pasukan sekutu kerepotan.
Setelah mampu menguasai 80% wilayah Surabaya. Namun, karena beratnya tekanan yang pasukan sekutu hadapi, mereka memilih meninggalkan Surabaya pada 20 november 1945.
ADVERTISEMENT
Penyebab pertempuran 10 November 1945 di Surabaya adalah hasil dari ketegangan politik dan sosial yang memuncak antara pasukan Indonesia dan pasukan sekutu yang berusaha melucuti kekuatan militer Jepang.
Insiden-insiden yang muncul dalam proses pelucutan tentara Jepang tersebut kemudian memicu eskalasi konflik yang berujung pada pertempuran berdarah di Surabaya. (AZZ)