Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah Kuyang Itu Nyata? Ini Penjelasannya
8 November 2024 23:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kuyang itu nyata? Pertanyaan ini sering muncul di benak banyak orang yang mendengar cerita-cerita misteri tentang makhluk mitologis dari Kalimantan ini.
ADVERTISEMENT
Kuyang, yang dikenal sebagai sosok wanita yang berubah menjadi mahluk pemangsa darah, diyakini oleh sebagian masyarakat Dayak sebagai roh jahat yang berkeliaran di malam hari.
Apakah Kuyang Itu Nyata?
Apakah kuyang itu nyata? Secara ilmiah, tidak ada bukti yang mendukung keberadaan kuyang sebagai makhluk nyata. Kisah mengenai kuyang terutama berkembang dalam budaya masyarakat Kalimantan, khususnya di antara suku Dayak.
Mengutip buku Ensiklopedi Hantu dan Makhluk Gaib Nusantara, Ferren Bianca, (2019:34), kuyang merupakan siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk mencari darah bayi.
Kepala yang melayang ini terlihat mengerikan karena organ dalamnya, seperti hati dan paru-paru, menggantung di bawah leher.
ADVERTISEMENT
Kuyang digambarkan sebagai sosok perempuan yang mengejar keabadian atau kekuatan supranatural melalui ilmu hitam.
Kepercayaan terhadap kuyang masih hidup dalam sebagian masyarakat di Kalimantan. Beberapa warga bahkan menganggap kuyang sebagai ancaman nyata yang harus dihindari, terutama bagi ibu hamil dan bayi baru lahir.
Mereka melakukan upaya perlindungan dengan ritual-ritual tertentu, seperti menaburkan garam atau menempatkan benda tajam seperti paku atau pisau di dekat tempat tidur ibu dan bayi untuk mencegah kuyang mendekat.
Bawang putih juga sering ditempatkan di sekitar rumah sebagai bentuk perlindungan.
Dari sudut pandang antropologis, kisah kuyang dianggap sebagai simbol budaya yang terkait dengan ketakutan dan kekhawatiran masyarakat terhadap kematian ibu dan bayi, yang dulunya sering terjadi karena minimnya pengetahuan medis dan akses terhadap layanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Cerita semacam ini juga ada dalam budaya lain di Asia Tenggara, seperti legenda penanggal di Malaysia dan Thailand, yang memiliki ciri-ciri serupa.
Para ahli berpendapat bahwa kisah ini mungkin berkembang untuk menjelaskan atau mengatasi rasa takut akan bahaya yang mengancam kesehatan perempuan dalam masa kehamilan dan melahirkan.
Itulah penjelasan mengenai apakah kuyang itu nyata. (Adi)