Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Asal-usul Black Friday dan Sejarahnya
28 November 2024 14:27 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Black Friday adalah salah satu fenomena belanja terbesar di dunia yang ditunggu-tunggu oleh konsumen dan pelaku bisnis. Namun, tidak banyak yang mengetahui asal-usul Black Friday dan sejarah istilah ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari ejournal.unesa.ac.id, Pengaruh Fenomena Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) pada E-commerce, Lestari (2022), adanya diskon dan kemudahan bertransaksi sangat mempengaruhi terhadap keputusan pembelian produk. Hal inilah yang terjadi pada saat Black Friday.
Asal-Usul Black Friday di Dunia dan Sejarahnya
Berikut ini adalah perjalanan asal-usul Black Friday, dari awal kemunculannya hingga menjadi hari belanja terbesar secara global.
1. Asal-Usul Istilah Black Friday
Istilah "Black Friday" pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1869, tetapi saat itu tidak berhubungan dengan belanja. Black Friday bermakna pada krisis keuangan yang terjadi pada 24 September 1869.
Pada saat itulah ketika dua investor bernama Jay Gould dan James Fisk, mencoba memonopoli pasar emas di AS. Upaya mereka gagal, dan pasar mengalami keruntuhan. Hal ini pun menyebabkan kehancuran ekonomi.
ADVERTISEMENT
Namun, Black Friday yang dikenal saat ini memiliki asal-usul berbeda. Pada tahun 1950-an di Philadelphia, istilah ini digunakan oleh polisi untuk menggambarkan kekacauan yang terjadi sehari setelah Thanksgiving.
Pada hari itu, kota dipenuhi oleh kerumunan pembeli dan wisatawan yang memadati jalanan sebelum pertandingan sepak bola tahunan antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
Kondisi ini menciptakan lalu lintas yang macet dan meningkatnya tindak kriminal, sehingga polisi menjulukinya sebagai "Black Friday."
2. Black Friday dan Dunia Perdagangan
Pada tahun 1980-an, istilah Black Friday mulai diadopsi oleh dunia bisnis dengan konotasi yang lebih positif. Para pedagang ritel menggunakan istilah ini untuk menandai titik balik keuntungan tahunannya.
Dalam akuntansi, kerugian ditandai dengan tinta merah, sedangkan keuntungan ditandai dengan tinta hitam. Black Friday menjadi simbol hari di mana toko-toko besar beralih dari kerugian menjadi keuntungan besar berkat lonjakan penjualan.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi hari belanja dengan diskon besar-besaran yang menarik jutaan pembeli.
Black Friday tidak lagi terbatas pada Amerika Serikat, negara-negara lain seperti Inggris, Kanada, dan Jerman mulai mengadopsinya, bahkan dengan penyesuaian lokal.
3. Black Friday di Era Digital
Dengan kemajuan teknologi, Black Friday tidak lagi hanya berlangsung di toko fisik. Penjualan online telah menjadi bagian besar dari tradisi ini.
Salah satunya dengan platform e-commerce seperti Amazon dan eBay menawarkan diskon besar-besaran. Bahkan, "Cyber Monday," yang berlangsung pada hari Senin setelah Black Friday, muncul sebagai kelanjutan dari fenomena ini untuk penjualan online.
Asal-usul Black Friday telah berkembang dari awalnya yang penuh kekacauan menjadi hari belanja global yang dirayakan dengan antusias. Baik melalui toko fisik maupun platform digital, tradisi ini terus menjadi pendorong utama aktivitas ekonomi di banyak negara. (Aya)
ADVERTISEMENT