Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Asal-usul Cerita Malin Kundang: Cerita Rakyat dari Sumatera Barat
17 Desember 2024 18:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang mungkin bertanya-tanya tentang bagaimana asal-usul cerita Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu.
ADVERTISEMENT
Cerita rakyat Malin Kundang menjadi salah satu cerita rakyat dan warisan budaya Indonesia yang terkenal dari provinsi Sumatera Barat . Kisah ini mengandung berbagai nilai moral serta memiliki daya tarik yang mendalam.
Dalam buku Rebab Pesisir Selatan Malin Kundang, Syamsuddin Udin, (1993:19), disebutkan bahwa cerita Malin Kundang tidak hanya dikenal masyarakat di Ranah Minang, tetapi dikenal secara nasional. Ceritanya tersebar karena tema yang diangkat bersifat aktual.
Asal-usul Cerita Malin Kundang
Berikut adalah poin-poin penting dalam asal-usul cerita Malin Kundang.
Cerita ini merupakan bagian penting dari tradisi lisan Minangkabau, diwariskan turun-temurun untuk melestarikan budaya lokal dan menjadi simbol pengingat mengenai pentingnya menjaga hubungan keluarga. Pesannya tetap relevan hingga saat ini.
1. Kehidupan Awal Malin Kundang
Malin Kundang hidup bersama ibunya di sebuah desa pesisir provinsi Sumatera Barat dalam keadaan yang miskin. Kehidupan mereka penuh perjuangan, dengan sang ibu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Malin tumbuh menjadi anak yang cerdas dan bersemangat, tetapi juga penuh ambisi untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
2. Keinginan untuk Merantau
Malin bercita-cita mengubah nasib dengan pergi merantau. Ia meninggalkan ibunya dengan janji akan kembali membawa kesuksesan dan kehidupan yang lebih baik.
Dengan tekad kuat, Malin berharap dapat membahagiakan ibunya dan lepas dari kemiskinan yang selama ini mereka alami.
3. Kembalinya Malin Sebagai Orang Kaya
Setelah mencapai kesuksesan, Malin Kundang kembali ke kampung halamannya dengan kapal megah. Namun, ia justru menolak mengakui ibunya karena merasa malu dengan penampilannya yang miskin.
Kesombongan dan pengingkaran itu membuat sang ibu kecewa dan melukai hatinya yang penuh harap.
4. Kutukan Sang Ibu
Kesedihan ibunya yang begitu mendalam membuatnya memanjatkan doa agar Malin menerima balasan atas kesombongannya.
Doanya akhirnya terkabul, dan Malin dikutuk menjadi batu sebagai pelajaran atas perilakunya. Kutukan itu menjadi simbol peringatan tentang pentingnya bakti kepada orang tua.
ADVERTISEMENT
Asal-usul cerita Malin Kundang ini mengandung pesan moral yang relevan hingga kini. Konon batu yang merupakan wujud Malin Kundang bisa dijumpai di Pantai Air Manis, Sumatera Barat.
Dengan memahami cerita rakyat ini, generasi muda dapat belajar tentang pentingnya nilai keluarga dan hormat kepada orang tua. Kisah ini adalah salah satu kekayaan budaya yang patut dilestarikan. (nov)