Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bagaimana Definisi Sejarah Menurut Ibnu Khaldun, Filsuf Muslim? Ini Jawabannya
5 September 2024 22:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimana definisi sejarah menurut Ibnu Khaldun? Jawabannya ada dalam karyanya yang paling terkenal, Muqaddimah. Karya ini adalah salah satu kontribusi terbesarnya dalam historiografi, sosiologi, dan filsafat sejarah.
ADVERTISEMENT
Ibnu Khaldun tidak hanya menulis tentang sejarah, tetapi juga memberikan definisi dan konsep yang mendalam tentang apa itu sejarah dan bagaimana sejarah seharusnya dipahami.
Biografi Singkat Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun nama lengkapnya adalah Abu Zayd Abdurrahman Ibn Khaldun al-Hadrami. Ia adalah seorang filsuf , sejarawan, dan sosiolog Muslim yang hidup pada abad ke-14. Ibnu Khaldun lahir pada 27 Mei 1332 di Tunis.
Pada saat itu Tunis merupakan bagian dari Kerajaan Hafsiyah. Ia berasal dari keluarga terhormat yang memiliki akar keturunan di Andalusia. Pendidikan awalnya mencakup studi dalam bidang ilmu agama, hukum Islam, dan filsafat.
Setelah melalui berbagai pengalaman dalam dunia politik dan birokrasi, Ibnu Khaldun mulai menulis tentang sejarah dan fenomena sosial.Hal ini kemudian membentuk fondasi pemikirannya yang unik dan revolusioner.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Definisi Sejarah Menurut Ibnu Khaldun?
Bagaimana definisi sejarah menurut Ibnu Khaldun? Sejarah didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan kondisi umat manusia, karakteristik masyarakat, peradaban, dan transformasi yang terjadi dari masa ke masa.
Dalam karya terbesarnya yang berjudul Muqaddimah, Ibnu Khaldun, 1377 M, ia memberikan pandangan yang mendalam tentang sejarah.
Dalam buku ini ia mendefinisikan sejarah tidak hanya sekadar catatan peristiwa atau kronologi. Sejarah merupakan studi yang komprehensif tentang sebab-akibat yang terjadi dalam masyarakat.
Ibnu Khaldun menekankan bahwa sejarah harus dipahami melalui perspektif yang lebih luas, yaitu dengan melihat pola dan struktur sosial yang mendasari peristiwa-peristiwa tersebut.
Ia memperkenalkan konsep “ashabiyah” atau solidaritas kelompok sebagai faktor penting dalam memahami dinamika perubahan sosial dan politik. Menurutnya, kekuatan “ashabiyah” adalah yang mendorong kemajuan dan kemunduran peradaban.
ADVERTISEMENT
Metode Sejarah Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun dikenal karena pendekatannya yang kritis terhadap sumber sejarah. Ia menekankan pentingnya verifikasi dan analisis kritis terhadap catatan sejarah, serta menghindari penulisan sejarah yang didasarkan pada cerita yang tidak memiliki dasar empiris.
Ia percaya bahwa sejarah harus dipelajari dengan menggunakan metode ilmiah, di mana fakta-fakta harus dianalisis dalam konteks sosial, ekonomi, dan politiknya.
Ibnu Khaldun juga memperkenalkan teori siklus sejarah. Di mana ia menggambarkan bahwa setiap peradaban atau kerajaan akan melalui tahapan kelahiran, pertumbuhan, puncak kejayaan, dan akhirnya kemunduran.
Menurutnya, siklus ini merupakan bagian dari hukum alam yang berlaku dalam sejarah umat manusia. Pandangan dan metode Ibnu Khaldun dalam mempelajari sejarah telah mempengaruhi berbagai disiplin ilmu, termasuk sosiologi, politik, dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Pemikirannya tentang bagaimana sejarah harus dipahami sebagai studi tentang masyarakat dan peradaban telah membuatnya dikenal sebagai salah satu pendiri ilmu sosial modern.
Hingga saat ini, banyak sejarawan dan ilmuwan sosial yang merujuk pada karya-karya Ibnu Khaldun untuk memahami dinamika sosial dan politik dalam masyarakat.
Melalui pemikirannya, Ibnu Khaldun mengajarkan kita untuk melihat sejarah bukan hanya sebagai catatan masa lalu, tetapi sebagai ilmu yang memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika yang membentuk peradaban manusia.
Bagaimana definisi sejarah menurut Ibnu Khaldun tetap relevan hingga saat ini. Pemikirannya menjadi landasan penting bagi studi sejarah dan ilmu sosial modern. (AYAA)