Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Biografi Pangeran Diponegoro, Pahlawan Nasional Indonesia
22 April 2024 23:39 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Biografi Pangeran Diponegoro sangat menarik untuk diketahui karena beliau adalah salah satu dari pahlawan nasional yang masih dielukan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Nama beliau telah banyak diabadikan dalam berbagai kesempatan, seperti nama jalan, sekolah, universitas, dan sebagainya. Berikut adalah biografi Pangeran Diponegoro selanjutnya.
Biografi Pangeran Diponegoro
Dalam buku Biografi Pahlawan Kusuma Bangsa karya Ria L, disebutkan bahwa Pangeran Diponegoro memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo. Dia lahir di Yogyakarta, 11 November 1855.
Pangeran Diponegoro merupakan putra sulung dari Hamengkubuwana III, seorang Raja Mataram di Yogyakarta. Ibunya bernama R. A. Mangkarawati yang merupakan seorang garwa ampeyan yang berasal dari Pacitan.
Saat muda, Pangeran Diponegoro tinggal di Tegalrejo, dekat dengan tempat tinggal eyang buyut putrinya, Gusti Kanjeng Ratu Tegalrejo, daripada tinggal di Keraton.
Pangeran Diponegoro merupakan pahlawan nasional yang cerdas, gemar membaca, ahli di bidang hukum Islam-Jawa, dan sangat gemar berkuda.
ADVERTISEMENT
Pangeran Diponegoro dua kali menolak keinginan sang ayah dan John Crawfurd yang merupakan Residen Inggris untuk menjadi sultan walau dia sangat layak menduduki posisi tersebut.
Pangeran Diponegoro diketahui telah menikah beberapa kali, antara lain dengan Raden Ajeng Ratu Ratna Ningsih sebagai istri pertama dan Bendara Raden Ayu Retno Madubrongto sebagai istri kedua.
Selain itu, masih ada enam nama lagi yang diketahui menjadi istri Pangeran Diponegoro. Dari seluruh pernikahannya, Pangeran Diponegoro memiliki 12 putra dan 5 putri.
Pangeran Diponegoro diketahui menjadi pemimpin perang dengan paling banyak korban jiwa, yakni sebanyak 8.000 orang Hindia Belanda, 7.000 orang pribumi, dan 200.000 orang Jawa.
Kerugian material yang ditimbulkan juga tidak main-main di mana mencapai 25 juta gulden atau setara dengan 10 tahun APBN Belanda dalam 5 tahun.
ADVERTISEMENT
Setelah Perang Jawa berakhir, Pangeran Diponegoro ditangkap dan dibawa ke Magelang atas perintah Jenderal De Kock. Ia kemudian diasingkan ke Manado dan Makassar.
Dalam pengasingan inilah, Pangeran Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855 dan dimakamkan di Kampung Melayu, Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan.
Demikian adalah biografi Pangeran Diponegoro yang merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia. (SP)