Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Candi Ngetos, Jejak Sejarah Majapahit yang Tersimpan di Nganjuk
21 September 2024 21:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terletak di daerah Nganjuk, candi ini menyimpan berbagai cerita yang mencerminkan kekayaan sejarah masa lalu.
Keberadaannya menunjukkan hubungan erat antara sejarah dan budaya yang berkembang di wilayah Majapahit.
Sejarah Candi Ngetos
Candi Ngetos dikenal sebagai lokasi yang menyimpan berbagai sejarah, khususnya yang terkait dengan Kerajaan Majapahit .
Dikutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, berdasarkan cerita rakyat yang beredar, candi ini dibangun sebagai tempat untuk menyimpan abu jenazah Hayam Wuruk.
Hayam Wuruk memilih lokasi ini karena menghadap Gunung Wilis yang dianggap mirip dengan Gunung Mahameru, simbol gunung tertinggi dalam kepercayaan masyarakat.
Pembuatan candi ini dipercayakan kepada pamannya, Raden Condromowo, yang bergelar Raden Ngabei Selopurwoto, sosok yang memainkan peran penting dalam sejarah keluarga dan kerajaan.
Selama hidupnya, Hayam Wuruk sering mengunjungi pamannya dan juga Candi Lor.
ADVERTISEMENT
Dalam wasiatnya, ia menyatakan bahwa setelah wafat, jenazahnya akan dibakar dan abunya disimpan di Candi Ngetos.
Namun, abunya sebenarnya tidak disimpan di candi yang ada saat ini, melainkan di candi yang kini sudah hilang, menambah misteri dan daya tarik dari situs ini.
Dulu, di area Ngetos terdapat dua candi kembar yang dikenal dengan nama Candi Tajum. Nama "Tajum" dapat disamakan dengan "Tajung," karena perubahan huruf "ng" menjadi "m" tidak mengubah arti.
Menurut beberapa ahli, setelah Hayam Wuruk meninggal, makamnya berada di Tajung, yang terletak di daerah Berbek, Kediri.
Secara geografis, Candi Ngetos terletak di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, sekitar 17 kilometer arah selatan Kota Nganjuk .
Bangunan ini dibangun pada abad ke-15, pada zaman Majapahit. Secara fisik, candi ini mengalami kerusakan. Beberapa bagiannya hilang, sehingga sukar menemukan bentuk aslinya.
ADVERTISEMENT
Candi Ngetos diketahui memiliki arca Siwa dan Wisnu, mencerminkan sifat Siwa-Wisnu sesuai dengan agama yang dianut Hayam Wuruk. Namun, sekarang arca-arca tersebut sudah tidak ada lagi.
Relief yang terdapat di Candi Ngetos juga menampilkan berbagai motif menarik, menambah nilai artistik dan sejarah candi ini.
Meskipun kondisi fisik candi tidak utuh, Candi Ngetos tetap kaya akan nilai sejarah dan menjadi simbol warisan budaya yang perlu dilestarikan. (Khoirul)