Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cara Pemberontakan APRA Mencari Simpati Rakyat Indonesia
22 Agustus 2024 22:50 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemberontakan APRA atau Angkatan Perang Ratu Adil adalah pemberontakan yang terjadi pasca Indonesia merdeka, tepatnya di tahun 1950. Bagaimana pemberontakan APRA mencari simpati rakyat Indonesia ? Hal ini berkaitan dengan mitologi yang dipercaya masyarakat tentang ramalan Jayabaya.
ADVERTISEMENT
Yusuf, Melay, dan Bunari dalam Pembantaian Raymond Pierre Paul Westerling di Sulawesi Selatan sebagai Upaya Belanda Mendirikan Negara Indonesia Timur (1946-1947) menyebutkan bahwa pemberontakan APRA adalah peristiwa pergolakan yang pernah terjadi di Jawa Barat pasca Indonesia merdeka.
Jika ingin tahu informasi lain tentang bagaimana pemberontakan APRA mencari simpati rakyat Indonesia, simak penjelasannya di artikel ini.
Sejarah Pemberontakan APRA
Sebelum mencari tahu informasi lebih lanjut mengenai bagaimana pemberontakan APRA mencari simpati rakyat Indonesia, sebaiknya pahami dulu sejarahnya. Jadi, pemberontakan APRA adalah suatu pemberontakan yang terjadi di kawasan Jawa Barat atas dasar ketidakpuasan dengan hasil Konferensi Meja Bundar atau KMB.
APRA atau Angkatan Perang Ratu Adil ini berkaitan dengan mitologi masyarakat Indonesia yang terangkum dalam ramalan Jayabaya. Latar belakang pemberontakan APRA bermula dari pasukan KNIL yang tidak puas dengan hasil dari KMB mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) dan mereka harus bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, KNIL juga merasa sulit untuk bergabung terhadap TNI dan memicu kecemburuan. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk menyebarkan rumor guna melawan pemerintah.
Akhirnya, muncul tokoh asal Belanda, yakni Raymond Pierre Westerling pada November 1949 yang menyusun strategi khusus dengan mengajak para anggota KNIL. Westerling adalah tokoh militer yang dikenal ahli di bidangnya sekaligus kejam.
Dirinya akhirnya membentuk APRA serta mengajukan ultimatum terhadap pemerintah RIS dengan isi bahwa kekuasaan militer di kawasan Pasundan perlu dialihkan terhadap APRA karena TNI dianggap kurang mampu dalam mengemban kewajibannya.
Ultimatum tersebut ditolak oleh pemerintah RIS, sehingga Westerling menyasar pemberontakan di Bandung dan Jakarta. Peristiwa pemberontakan APRA ini akhirnya meletus di Bandung, 23 Januari 1950.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Pemberontakan APRA Mencari Simpati Rakyat Indonesia?
Lalu, bagaimana pemberontakan APRA mencari simpati rakyat Indonesia? Westerling mencari simpati dengan memberikan nama APRA berkaitan dengan Ratu Adil. Nama tersebut diambil dari ramalan Jayabaya, seorang pemimpin yang bijaksana serta adil.
Mitologi tersebut dimanfaatkan Westerling untuk memberontak terhadap pemerintah RIS agar memperoleh simpati dari masyarakat Indonesia.
Itulah informasi terkait bagaimana pemberontakan APRA mencari simpati rakyat Indonesia. [ENF]