Konten dari Pengguna

Faktor Eksternal yang Dapat Memengaruhi Integrasi Sosial

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
28 Oktober 2024 13:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Faktor eksternal yang dapat memengaruhi integrasi sosial. Foto: Pexels.com/Leah Newhouse
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Faktor eksternal yang dapat memengaruhi integrasi sosial. Foto: Pexels.com/Leah Newhouse
ADVERTISEMENT
Faktor eksternal yang dapat memengaruhi integrasi sosial adalah aspek-aspek dari luar yang memengaruhi proses penyatuan berbagai kelompok dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Integrasi sosial sendiri mengacu pada upaya menciptakan harmoni dan keselarasan antarindividu atau kelompok dengan latar belakang yang berbeda.
Beberapa faktor dari luar, baik positif maupun negatif, turut menentukan keberhasilan proses ini dalam lingkungan sosial yang beragam.

Faktor Eksternal yang Dapat Memengaruhi Integrasi Sosial

Ilustrasi Faktor eksternal yang dapat memengaruhi integrasi sosial. Foto: Pexels.com/Samuel Peter
Dikutip dari ejournal.unsrat.ac.id, faktor eksternal yang dapat memengaruhi integrasi sosial biasanya mencakup tuntutan perkembangan zaman, persamaan kebudayaan, dan kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama.

1. Majunya Perkembangan Zaman

Perkembangan zaman mendorong masyarakat untuk beradaptasi terhadap perubahan yang cepat, termasuk dalam hal teknologi, ekonomi, dan budaya.
Kondisi ini dapat menjadi pemicu integrasi yang lebih baik jika masyarakat mampu berkolaborasi dan memahami perbedaan di antara mereka.
Sebaliknya, ketidaksiapan dalam menghadapi tuntutan tersebut dapat menimbulkan gesekan.
ADVERTISEMENT

2. Persamaan Kebudayaan

Faktor yang kedua adalah persamaan kebudayaan. Dimana persamaan kebudayaan memudahkan integrasi sosial, terutama di wilayah multikultural.
Kebudayaan yang serupa menciptakan pemahaman dan nilai-nilai yang sama, sehingga meminimalkan konflik.
Contohnya, masyarakat dengan budaya yang serupa cenderung memiliki cara pandang yang sama dalam menyelesaikan masalah.
Menurut para ahli, masyarakat yang memiliki persamaan kebudayaan lebih mudah untuk bersatu dan menciptakan keharmonisan karena adanya rasa kebersamaan dan solidaritas yang kuat.

3. Tantangan dari Luar dan Ketidakmerataan Pembangunan

Lalu faktor ketiga adalah tantangan dari luar dan ketidakmerataan pembangunan.
Tantangan dari luar, seperti ancaman ekonomi dan politik, dapat menjadi pemicu integrasi jika masyarakat menghadapi tantangan tersebut bersama-sama.
Namun, tantangan ini juga bisa menjadi faktor pemecah bila respons setiap kelompok berbeda. Ketidakmerataan pembangunan, misalnya, berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial yang menghambat integrasi.
ADVERTISEMENT
Ketimpangan dalam pembangunan ekonomi atau fasilitas publik dapat memicu perasaan tidak adil, yang berdampak negatif terhadap hubungan sosial antarkelompok.

4. Peran Kesempatan Berpartisipasi

Faktor keempat adalah peran kesempatan berpartisipasi dan sikap toleransi.
Kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama memungkinkan individu dan kelompok merasa memiliki peran dalam masyarakat.
Hal ini merupakan faktor penting yang meningkatkan rasa kebersamaan, karena setiap pihak merasakan manfaat langsung dari integrasi tersebut.
Sikap toleransi juga menjadi kunci penting dalam membangun integrasi sosial. Toleransi memungkinkan masyarakat menerima keberagaman tanpa memaksakan kehendak, yang berdampak positif terhadap keharmonisan.
Faktor eksternal yang dapat memengaruhi integrasi sosial ini mencakup berbagai aspek yang kompleks dan beragam, seperti persamaan kebudayaan dan kesempatan berpartisipasi.
Dengan memahami faktor-faktor ini, masyarakat dapat mengembangkan harmoni yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan zaman. (Shofia)
ADVERTISEMENT