Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Hari Pahlawan 10 November Diperingati Karena Adanya Peristiwa Ini
26 Oktober 2024 18:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam Pertempuran Surabaya ini, pahlawan yang terkenal adalah Sutomo, atau lebih dikenal dengan Bung Tomo. Berkat orasinya yang mampu membangkitkan semangat Indonesia, sekutu berhasil takluk.
Hari Pahlawan Dilatarbelakangi oleh Peristiwa Pertempuran Surabaya
Hari Pahlawan diperingati mengenang peristiwa Pertempuran Surabaya, yang pecah pada 10 November 1945. Hal ini terangkum dalam buku Pengetahuan Sosial Sejarah, Drs. Tugiyono, (2004:59-60).
Pertempuran Surabaya diawali dengan kedatangan pasukan sekutu, di bawah komando Brigadir Jenderal Mallaby. Pasukan ini mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945.
Seperti pada pergolakan di daerah lainnya di NKRI, pendaratan sekutu ini, juga diboncengi oleh pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA).
Pihak sekutu ternyata tidak menghormati kedaulatan negara Indonesia yang merdeka. Berbagai macam provokasi pun dilancarkan terhadap rakyat dan pemerintah setempat, sehingga sejak 27 Oktober-3 November 1945 berbagai bentrokan bersenjata tak dapat dielakkan.
ADVERTISEMENT
Dalam pergolakan senjata ini, Brigadir Jenderal Mallaby tewas. Mayjen E.C. Mansergh, Kepala Divisi Infanteri ke-5 Inggris, kemudian menggantikan Mallaby memerintah pasukan yang berada di Surabaya .
Tanpa berunding dengan Presiden Sukarno sesuai dengan perjanjian, sekutu mengeluarkan ultimatum yang sangat menusuk perasaan seluruh bangsa Indonesia, yang berbunyi:
Peran Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya
Ultimatum yang diberikan oleh sekutu, tentu menghina bangsa Indonesia. Sebelum pergolakan terjadi, ada peran dari Bung Tomo, yang mampu membakar semangat perjuangan rakyat Surabaya.
ADVERTISEMENT
Sutomo atau Bung Tomo merupakan wartawan masa kemerdekaan. Melalui siaran radio milik Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (BPRI), Bung Tomo menyuarakan pidatonya untuk berjuang dan melawan tentara sekutu.
Bung Tomo, melalui siaran radio tersebut, tak henti-hentinya berpesan dengan lantang kepada para pejuang untuk terus bergelora memperjuangkan kemerdekaan. Hal ini sebagaimana tertuang dalam buku Pekik Takbir Bung Tomo, Fery Taufiq (2020:63).
Bahkan tidak hanya pada waktu-waktu tertentu saja, propaganda perjuangan Bung Tomo pun menjadi santapan sehari-hari para pemuda yang mendengar radio waktu itu.
Setelah mengetahui ultimatum dari sekutu (Inggris), Bung Tomo, melalui radionya bersuara kepada arek-arek Suroboyo di mana pun mereka berada, untuk pulang ke kota kelahiran. Tentu saja, tujuannya adalah untuk mengusir sekutu dari Surabaya.
ADVERTISEMENT
Rakyat Surabaya, yang dipimpin Gubernur Suryo, Sungkono, dan Sutomo kemudian mengangkat senjata untuk berperang melawan sekutu (Inggris). Lalu pecahlah pertempuran 10 November 1945.
Para pemuda dan rakyat Surabaya, berjuang tanpa rasa takut dengan api semangat yang dikobarkan Bung Tomo melalui orasinya.
Meskipun Indonesia kalah perang, namun rakyat Surabaya sempat menahan pasukan Inggris selama beberapa pekan. Dengan berbekal persenjataan seadanya serta minimnya pengalaman pasukan rakyat tersebut, tetap bisa dihargai sebagai perjuangan.
Keberhasilan dalam menahan pasukan sekutu (Inggris) ini menjadi salah satu titik penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Kemudian, setiap tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan , yang juga diperingati untuk mengenang peristiwa Pertempuran Surabaya. Tidak hanya itu Surabaya pun mendapat julukan sebagai Kota Pahlawan. (BrenF)
ADVERTISEMENT