Konten dari Pengguna

Makna Sugihan Jawa dan Bali Simbol Kearifan Lokal dalam Budaya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
22 September 2024 19:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Makna Sugihan Jawa dan Bali,Foto: Pexels/Wayan Prawira
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Makna Sugihan Jawa dan Bali,Foto: Pexels/Wayan Prawira
ADVERTISEMENT
Makna sugihan Jawa dan Bali adalah sebuah konsep yang kaya makna dan simbolik.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, sugihan merujuk pada praktik ritual atau tradisi yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat, sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan spiritualitas.
Dikutip dari jurnal Makna Filosofi Hari Raya Galungan pada Era Globalisasi oleh I Nyoman Suka Ardiyasa (2018:79) setiap agama pasti memiliki hari raya yang menjadi momen bagi para pengikutnya untuk menerapkan ajaran-ajaran agamanya.

Makna Sugihan Jawa dan Bali

Ilustrasi Makna Sugihan Jawa dan Bali,Foto: Pexels/Agung Pandit Wiguna
Makna sugihan Jawa dan Bali merepresentasikan kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Tidak hanya mencakup ritual, tetapi juga mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual yang lebih tinggi.

Sugihan dalam Budaya Jawa

Sugihan di Jawa sering kali berhubungan dengan tradisi pertanian dan kepercayaan masyarakat mengenai kesuburan tanah.
Dalam konteks ini, sugihan melibatkan serangkaian ritual dan persembahan kepada dewa-dewi yang dianggap berperan penting dalam memelihara kesuburan lahan.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, ada upacara sajen yang dilakukan sebelum masa tanam, di mana petani menyajikan hasil pertanian dan makanan sebagai ungkapan syukur serta permohonan untuk panen yang melimpah.
Sugihan ini mencerminkan rasa hormat terhadap alam dan menunjukkan interaksi masyarakat Jawa dengan lingkungannya.

Sugihan dalam Budaya Bali

Di sisi lain, di Bali, sugihan lebih sering terkait dengan praktik spiritual dan upacara keagamaan. Di pulau ini, sugihan menjadi elemen penting dalam berbagai perayaan, seperti Nyepi dan Galungan.
Di mana masyarakat memberikan persembahan berupa makanan, bunga, dan barang suci kepada dewa-dewi. Sugihan di Bali mencerminkan konsep Tri Hita Karana, yaitu keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Melalui praktik ini, masyarakat Bali tidak hanya merayakan kepercayaan, tetapi juga berusaha menjaga keseimbangan dan keindahan alam.
ADVERTISEMENT

Makna Sugihan Jawa dan Bali sebagai Simbol Kearifan Lokal

Ilustrasi Makna Sugihan Jawa dan Bali,Foto: Pexels/Ngakan eka
Kedua tradisi sugihan ini menggambarkan betapa krusialnya kearifan lokal dalam melestarikan identitas budaya masing-masing. Sugihan bukan sekadar ritual, melainkan juga pengingat akan tanggung jawab manusia terhadap alam dan aspek spiritual.
Di tengah dunia yang semakin modern, keberadaan sugihan menjadi simbol yang signifikan, mengingatkan akan nilai-nilai yang perlu dijaga serta hubungan manusia dengan lingkungan dan nenek moyang.
Dengan memahami makna sugihan Jawa dan Bali, masyarakat dapat menghargai kearifan lokal yang ada, serta berkontribusi dalam pelestariannya. Yang merupakan warisan budaya yang harus dijaga dan dirayakan oleh semua orang sebagai bagian dari identitas bangsa.
ADVERTISEMENT