Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengapa Indische Partij Bersifat Inklusif? Ini Alasannya
26 Januari 2024 21:47 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indische Partij merupakan organisasi politik pertama di Hindia Belanda yang bersifat inklusif dan berperan dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Indische Partij bersifat inklusif artinya semua golongan bisa menjadi bagian dari organisasi ini.
ADVERTISEMENT
Partai politik ini berdiri di Bandung tanggal 25 Desember 1912. Pendirinya adalah tiga tokoh bersejarah yang sering disebut sebagai tiga serangkai, yaitu Tjipto Mangunkusumo, E.F.E Douwes Dekker, dan Suwardi Suryaningrat.
Dikutip dari buku Sejarah karya Drs. H. Moh. Surydna dan Drs. Anwar Kurnia, berikut penjelasan lengkap tentang Indische Partij.
Indische Partij Bersifat Inklusif Artinya...
Sejarah mencatat bahwa Indische Partij adalah organisasi politik yang tergolong organisasi radikal dan bersifat inklusif. Indische Partij bersifat inklusif artinya semua golongan bisa menjadi bagian dari organisasi ini.
Wujud pergerakan Indische Partij cenderung bersifat frontal, yaitu dengan menuntut adanya perubahan mendasar. Salah satu tuntutannya adalah Indonesia Merdeka.
Pendiri partai ini membentuk IP sebagai bentuk adanya kerja sama antara orang Indo dan orang Indonesia asli Bumiputera. IP ini pertama kali digagas oleh E.F.E Douwes Dekker.
ADVERTISEMENT
Pria berdarah Belanda tersebut memiliki nama asli Danudirja Setiabudi, seorang pejuang kemerdekaan dan Pahlawan Nasional Indonesia.
Meski keturunan Belanda, Douwes Dekker merupakan seorang pelopor munculnya nasionalisme Indonesia pada awal abad ke-20.
Kondisi politik dan ekonomi yang tidak seimbang membuat Douwes Dekker ingin menciptakan perubahan. Ia memiliki ide untuk mencetus Indische Bond, organisasi yang dipimpin oleh orang-orang asli Hindia Belanda.
Sayangnya, organisasi tersebut tidak bisa berjalan dengan baik karena tidak mendapat dukungan yang cukup dari masyarakat. Lalu, pada 1912, Douwes Dekker mengajak Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat mendirikan partai sendiri bernama Indische Partij.
Cipto dan Suwardi sendiri adalah dua tokoh pribumi yang sebelumnya aktif dalam organisasi Budi Utomo. Tujuan didirikannya Indische Partij, yaitu untuk menciptakan kerja sama antara orang Indo dan Bumiputera.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa program dari organisasi ini yang memicu timbulnya kerja sama antara orang Indo dan Bumiputera. Salah satu programnya adalah memberantas kesombongan sosial dan pergaulan, baik dalam bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan.
Dapat disimpulkan bahwa Indische Partij bersifat inklusif artinya semua golongan bisa menjadi bagian dari organisasi politik ini. (DSI)