Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengetahui Maksud dari Kata Barang-Barang dari Pernyataan KHD
19 Agustus 2024 23:20 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ki Hadjar Dewantara atau KHD banyak mengungkapkan kerangka pemikiran dalam dunia pendidikan . Pada pemikiran beliau, ada penyebutan kata “barang-barang”. Maksud dari kata barang-barang dari pernyataan KHD adalah budaya dan kultur baru yang muncul akibat perubahan zaman.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui penjelasannya, simak uraian berikut.
Apa Maksud dari Kata Barang-Barang dari Pernyataan KHD?
Haryati, S.Pd., M.SI. dalam buku berjudul Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara: Studi Tentang Sistem Among dalam Proses Pendidikan menjelaskan bahwa nama lengkap dari Ki Hadjar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.
Baliau lahir pada Kamis Legi tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ayah beliau adalah Kanjeng Pangeran Haryo Soeryaningrat bergelar Sri Paku Alam III. Ibunya bernama R.A. Sandiah binti K.R.T. Notoprojo II.
KHD menjelaskan bahwa pendidikan bertujuan menuntun semua kodrat anak-anak supaya mereka bisa mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
KHD juga mengingatkan kepara para pendidik dengan ungkapan sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
“Waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir dan batin. Jangan hanya meniru, hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu.”
Penggunaan kata "barang-barang" oleh KHD tersebut merujuk pada tersedianya hal-hal baru yang bisa para pendidik tiru, tetapi harus selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia mempunyai berbagai potensi kultural yang bisa dijadikan sumber belajar.
Barang-barang menurut KHD merupakan nilai-nilai budaya sekaligus kultural yang sesuai perkembangan zaman. Kekuatan dari sosio-kultural menjadi proses ‘menebalkan’ kekuatan kodrat anak yang masih samar-samar.
Kemudian, di sini, pendidikan bertujuan menuntun atau membantu atau memfasilitasi anak agar bisa menebalkan garis sama-sama supaya bisa memperbaiki tingkah lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya.
Dengan demikian, anak bukanlah kertas kosong yang dapat digambar sesuai dengan keinginan orang dewasa. Namun, anak harus dibentuk dengan baik agar tingkah lakunya menunjukkan seorang anak yang berbudi pekerti luhur. Di sinilah, para pendidik dan orang dewasa sangat berperan penting.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan maksud dari kata barang-barang yang diucapkan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang pemikirannya kepada para pendidik agar selalu terbuka dengan budaya dan kultur yang muncul akibat perkembangan zaman, tetapi harus waspada terhadap perubahan yang terjadi. Semoga bermanfaat. (eK)