Konten dari Pengguna

Mengintip Sejarah Wayang Golek, Kebudayaan Khas Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 Mei 2024 20:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Wayang Golek. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Wayang Golek. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sejarah Wayang Golek menyimpan kisah menarik mengenai kebudayaan Indonesia.
Dikutip dari buku Bahasa Indonesia oleh Suherli, dkk., wayang merupakan seni pertunjukan yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya asli. Budaya ini termasuk dalam warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur.
ADVERTISEMENT
Ada berbagai jenis wayang, salah satunya yakni wayang golek. Lantas, bagaimana sejarahnya?

Sejarah Wayang Golek

Ilustrasi Sejarah Wayang Golek. Sumber: Unsplash
Ada dua jenis wayang di Indonesia, yakni kayu dan kulit. Wayang kayu berasal dari Jawa Barat yang terkenal dengan sebutan wayang golek. Berdasarkan prasasti Batutulis, wayang golek mulai dikenal luas pada 1533.
Pendapat lain mengatakan bahwa wayang golek mulai terkenal di Jawa Barat dibawah kepemimpinan Raden Patah dari Kerajaan Demak. Wayang golek semakin terkenal atas peran Wali Songo. Pasalnya, wayang tersebut menjadi media dakwah, terutama oleh Sunan Kalijaga.
Mulanya, wayang golek hanya digunakan dalam pertunjukan di depan kalangan priyayi atau bangsawan Sunda di Istana.
Seiring berjalannya waktu, pertunjukan wayang golek dijadikan hiburan bagi rakyat yang juga bisa dinikmati masyarakat umum. Setiap pertunjukannya menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak penonton.
ADVERTISEMENT

Filosofi Wayang Golek

Cerita yang dibawakan pada pertunjukan wayang golek mengambil sumber dari kitab Mahabrata dan Ramayana. Dalang akan menyalurkan kisah secara kontekstual yang disesuaikan kondisi zaman.
Nama tokoh yang digunakan dalam wayang kulit berbeda dengan wayang golek. Dalam wayang kulit, tokoh punkawan yang banyak dibawakan adalah Gareng, Bagong, Petruk, dan Semar. Sedangkan, pada wayang golek terdapat Semar, Dawala, Gareng, dan Cepot.
Ada banyak filosofi hingga pelajaran yang bisa diambil dari pertunjukan wayang golek, salah satunya memaknai arti hidup. Misalnya dalam wayang golek diceritakan pengabdian tokoh punakawan terhadap pemimpinnya.
Selain itu, ada pula ksatria yang kuat pendirian tapi harus meninggal dalam medan perang, yakni Raden Gatotkaca. Sosoknya tidak pernah berbohong karena pengabdian yang sangat kuat.
ADVERTISEMENT
Nah itu dia sekilas pembahasan mengenai sejarah wayang golek yang merupakan kebudayaan khas Indonesia.(LAU)