Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menyerahnya Jepang kepada Sekutu Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
27 Agustus 2023 23:35 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kapan Jepang menyerah kepada Sekutu? Jepang menyerah tanpa syarat tepat tanggal 14 Agustus 1945, beberapa hari setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui penjelasan lengkapnya, simak uraian di bawah ini.
Kapan Jepang Menyerah kepada Sekutu?
Pada 6 dan 9 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di dua kota di Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki. Dampaknya sangat dahsyat, kedua kota tersebut mengalami kehancuran total dan membuat kondisi Jepang semakin menurun.
Akibat peristiwa tersebut, Jepang akhirnya menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945, atau pada 15 Agustus 1945 menurut waktu Jepang.
Dikutip dari buku Wahana IPS Ilmu Pengetahuan Sosial, bom atom yang dijatuhkan Sekutu di Hiroshima dan Nagasaki memiliki nama yang berbeda. Bom yang jatuh di Hiroshima dinamai Little Boy, sementara bom yang jatuh di Nagasaki disebut Fatman.
Kedua bom tersebut menewaskan lebih dari 210.000 jiwa dan menghancurkan ribuan rumah dan fasilitas umum lainnya.
ADVERTISEMENT
Peluang untuk Indonesia Merdeka setelah Jepang Menyerah
Mendengar Jepang menyerah kepada Sekutu, membuat golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Golongan tua terdiri dari Soekarno, Moh. Hatta, Achmad Subarjo, Ki Hadjar Dewantara, dan sebagainya. Sedangkan, golongan muda, yaitu Sukarni, Adam Malik, Pandu Wiguna, Wikana, Chairul Saleh, dan lain-lain.
Golongan tua cenderung kooperatif dengan Jepang, sementara golongan muda sangat anti-Jepang. Khawatir adanya pengaruh dari Jepang kepada golongan tua, membuat golongan muda menculik Sokarno dan Moh. Hatta dan membawanya ke Rengasdengklok.
Peristiwa penculikan tersebut dikenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok. Mengutip Wahana IPS Ilmu Pengetahuan Sosial, penculikan Soekarno-Hatta ini dipimpin oleh Syodanco Singgih.
Di Rengasdengklok, para pemuda menekan kembali Soerkarno-Hatta untuk menyatakan kemerdekaan. Namun, keduanya tidak ingin terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sydanco Singgih kemudian berbicara dengan Soekarno-Hatta. Setelah melalui pendekatan yang halus dan santun, keduanya pun bersedia memenuhi keinginan golongan muda. Akhirnya, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Demikianlah penjelasan mengenai kapan Jepang menyerah kepada Sekutu menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Semoga bermanfaat. (NPS)