Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pendiri Kerajaan Mataram dan Sejarahnya
27 September 2024 21:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak yang bertanya siapa pendiri Kerajaan Mataram, yang merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara, tepatnya di Jawa.
ADVERTISEMENT
Pendirian kerajaan ini terdiri dari dua fase utama, yaitu Mataram Kuno (atau Mataram Hindu) yang berdiri pada abad ke-8 hingga abad ke-10, dan Mataram Islam yang didirikan pada akhir abad ke-16.
Dikutip dari repository.iainkudus.ac.id, awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam, Ulfa A, 2022, kedua fase kerajaan Mataram ini memiliki pendiri dan sejarah yang berbeda, yang membentuk perkembangan peradaban di Jawa.
Pendiri Kerajaan Mataram dan Sejarah Lengkapnya
Selain itu, di kemudian hari juga muncul Kesultanan Mataram Islam, yang berbeda dari Mataram Kuno. Kesultanan Mataram Islam didirikan oleh Panembahan Senopati pada akhir abad ke-16 di Jawa Tengah, sebagai penerus Kerajaan Pajang.
ADVERTISEMENT
1. Pendiri dan Sejarah Mataram Kuno (Mataram Hindu)
Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan Hindu-Buddha yang didirikan pada abad ke-8 di Jawa Tengah. Pendiri Mataram Kuno adalah Sanjaya, yang merupakan raja pertama dari Wangsa Sanjaya.
Sanjaya membangun kekuasaan di wilayah pegunungan Jawa Tengah, tepatnya di sekitar Dieng dan Kedu. Kerajaan ini awalnya bercorak Hindu, namun pada periode berikutnya berkembang pula pengaruh Buddha.
Sanjaya terkenal sebagai pemimpin yang tangguh dan ekspansif. Ia mendirikan candi-candi besar seperti Candi Dieng dan Candi Gedong Songo.
Setelah Sanjaya, kerajaan ini diperintah oleh keturunannya, yang kemudian bersaing dengan Wangsa Syailendra, sebuah dinasti yang berkuasa di Mataram pada masa yang sama dan menganut agama Buddha.
Pada masa Wangsa Syailendra, Mataram menjadi salah satu pusat peradaban Buddha di Asia Tenggara dengan berdirinya Candi Borobudur.
ADVERTISEMENT
Konflik antara Wangsa Sanjaya dan Syailendra akhirnya menghasilkan dua kerajaan yang saling berdampingan, namun tetap bersaing.
Kerajaan Mataram Kuno mengalami kemunduran pada abad ke-10 ketika pusat kekuasaan dipindahkan ke Jawa Timur oleh Raja Mpu Sindok, yang mendirikan Wangsa Isyana.
Perpindahan ini diyakini terjadi akibat bencana alam, seperti letusan gunung berapi atau perubahan lingkungan.
2. Pendiri dan Sejarah Mataram Islam
Mataram Islam didirikan pada akhir abad ke-16 oleh Sutawijaya, yang kemudian dikenal dengan gelar Panembahan Senopati. Sutawijaya adalah seorang tokoh yang berasal dari kalangan petani, namun memiliki bakat militer yang kuat.
Ia adalah anak angkat dari Hadiwijaya, Raja Pajang, dan kemudian mendirikan Kerajaan Mataram Islam setelah berhasil merebut kekuasaan dari Pajang.
Mataram Islam berkembang pesat di bawah kepemimpinan Panembahan Senopati, yang memperluas wilayah kerajaan hingga mencakup sebagian besar Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Setelah Senopati, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), yang dikenal karena usaha memperluas wilayah hingga ke Batavia dan memperkuat Mataram sebagai kekuatan utama di Jawa.
Kerajaan Mataram, baik dalam fase Hindu maupun Islam, memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Sanjaya sebagai pendiri Mataram Kuno membawa kerajaan ini menjadi pusat kebudayaan Hindu-Buddha di Jawa Tengah.
Sedangkan Panembahan Senopati mendirikan Mataram Islam dan memperluas pengaruhnya di seluruh wilayah Nusantara.
Pendiri Kerajaan Mataram dan sejarah lengkapnya membuat Warisan kerajaan ini masih terasa hingga kini. Hal ini tampak melalui candi-candi megah dan peninggalan sejarah yang tetap menjadi bagian dari identitas budaya Jawa. (AYAA)
ADVERTISEMENT