Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Moko dan Manfaatnya pada Zaman Prasejarah
4 Desember 2023 21:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Moko adalah benda yang terbuat dari logam serta memiliki bentuk tambur yang ditutupi bagian atas dan bawahnya. Moko memegang peran penting dalam kehidupan sosial budaya di Austronesia.
ADVERTISEMENT
Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai pengertian dan manfaat moko pada zaman prasejarah.
Pengertian Moko
Moko merupakan benda yang berbentuk menyerupai drum dan mirip sekali dengan nekara perunggu yang sudah ada sejak zaman prasejarah, tepatnya pada zaman logam.
Berdasarkan buku Sejarah Nasional Indonesia karya Junaedi Al Anshori, moko banyak ditemukan di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Bahkan, Alor dijuluki sebagai Pulau Seribu Moko.
Secara historis, keberadaan moko di Alor tentu berkaitan dengan teknologi pembuatan nekara perunggu dari budaya Dongson, Vietnam Utara.
Budaya Dongson mulai memasuki wilayah Nusantara pada awal Masehi, berbarengan dengan aktivitas perdagangan internasional di Alor.
Aktivitas perdagangan tersebut membuat pedagang dari berbagai negeri melakukan transaksi dengan cara barter atau menukarkan barang-barang yang mereka miliki, termasuk perunggu.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangannya, nekara perunggu mendapatkan tempat khusus dalam kehidupan sosial masyarakat Alor. Namun, karena jumlahnya terbatas serta tidak diproduksi lagi, masyarakat Alor kemudian mengganti nekara dengan moko.
Manfaat Moko
Moko menjadi simbol kekayaan, eksistensi, kehormatan, dan pemersatu bangsa bagi masyarakat Alor. Bahkan, moko menjadi benda pusaka yang dimiliki hampir setiap keluarga asli di Kabupaten Alor.
Pada masyarakat Alor, moko memiliki banyak fungsi, seperti alat tradisional yang biasa digunakan saat upacara adat dan kesenian lainnya. Dalam pertunjukan kesenian, moko dan gong digunakan sebagai alat pengiring.
Berdasarkan buku IPS Terpadu untuk kelas VII SMP oleh Mamat, dkk., moko juga berfungsi sebagai alat tukar ekonomi masyarakat Alor pada saat itu. Bahkan, sistem barter tersebut membuat era kolonial Belanda mengalami inflasi, kemudian membatasi peredaran moko.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, moko juga digunakan sebagai peralatan belis atau mas kawin dalam perkawinan masyarakat Alor. Dalam pernikahan adat Alor, jika salah satu pihak keluarga tidak mempunyai moko, maka diharuskan untuk meminjam kepada tokoh adat.
Itulah pengertian moko dan manfaatnya pada zaman prasejarah yang patut diketahui. (SP)