Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Prasangka Sosial beserta Bentuknya dalam Dinamika Sosial
18 Mei 2023 21:42 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 7 Agustus 2023 8:16 WIB
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Prasangka sosial adalah salah satu aspek yang mampu memberikan warna tersendiri bagi dinamika sosial di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Untuk mengenal lebih dalam tentang bentuk prasangka sosial dalam dinamika masyarakat, mari simak pembahasan di bawah ini.
Pengertian Prasangka Sosial
Mengutip buku Relasi dengan Sesama, prasangka sosial adalah suatu sikap negatif atau stereotip yang dimiliki oleh seseorang terhadap individu atau kelompok berdasarkan asumsi yang tidak berdasar atau generalisasi yang tidak akurat.
Prasangka sosial dapat muncul sebagai hasil dari pemahaman yang terdistorsi, pengalaman negatif sebelumnya, atau pengaruh dari lingkungan dan budaya sekitar.
Bentuk Prasangka Sosial di Tengah Masyarakat
Bentuk-bentuk prasangka sosial dapat ditemui dalam berbagai aspek dinamika sosial. Berikut ini adalah beberapa bentuk prasangka sosial yang umum terjadi.
1. Prasangka Rasial
Prasangka rasial terjadi ketika individu atau kelompok diberi label atau dianggap lebih rendah atau lebih tinggi berdasarkan ras atau etnisitas mereka.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah stereotip bahwa anggota suatu ras tertentu memiliki kecerdasan yang lebih rendah atau memiliki sifat negatif tertentu.
Prasangka rasial sering kali berdampak pada perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif terhadap individu atau kelompok tertentu di masyarakat .
2. Prasangka Gender
Prasangka gender terkait dengan persepsi negatif atau stereotip terhadap laki-laki atau perempuan.
Ini dapat berupa anggapan bahwa laki-laki lebih kuat atau lebih kompeten dalam suatu bidang tertentu, sedangkan perempuan dianggap lebih lemah atau lebih cocok untuk peran-peran tertentu.
Prasangka gender dapat menghambat kesetaraan gender dan membatasi potensi individu dalam berbagai bidang kehidupan.
3. Prasangka Sosial-Ekonomi
Prasangka sosial-ekonomi berkaitan dengan penilaian atau stereotip negatif terhadap individu atau kelompok berdasarkan status sosial atau ekonomi mereka.
Ini dapat mencakup anggapan bahwa orang miskin tidak berusaha keras atau tidak kompeten. Ada pula anggapan bahwa orang kaya atau berkelas tinggi tidak menghargai orang lain yang berstatus sosial lebih rendah.
ADVERTISEMENT
4. Prasangka Agama
Prasangka agama melibatkan sikap negatif atau stereotip terhadap individu atau kelompok berdasarkan keyakinan agama mereka.
Ini dapat berupa anggapan bahwa orang-orang dari agama tertentu tidak toleran atau ekstrem, atau anggapan bahwa agama tertentu lebih superior dibandingkan dengan yang lain.
Prasangka agama dapat menyebabkan ketegangan antar kelompok dan konflik sosial.
5. Prasangka Seksual
Prasangka seksual terjadi ketika individu atau kelompok dihakimi atau dianggap inferior berdasarkan orientasi seksual atau identitas gender mereka.
Penting untuk menyadari bahwa prasangka sosial adalah hal yang dapat merusak hubungan sosial dan menghambat perkembangan sosial yang sehat.
Itulah ulasan mengenai prasangka sosial beserta bentuknya dalam dinamika sosial. (AZS)