Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perbedaan Utama Kaum Adat dan Kaum Padri di Minangkabau
17 Maret 2024 22:24 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Minangkabau terdapat dua golongan masyarakat adat yang namanya cukup populer, yaitu kaum Adat dan kaum Padri. Oleh karena itu, perbedaan kaum adat dan kaum padri di minangkabau perlu diketahui.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, kaum Adat adalah kelompok masyarakat yang menjunjung adat istiadat yang diwarisi oleh nenek moyang. Sedangkan kaum Padri yang menegakkan syariat Islam dalam tatanan masyarakatnya.
Perbedaan tradisi yang berbeda antara kedua kelompok ini pun memicu terjadinya konflik yang dikenal dengan nama Perang Padri. Pada artikel ini, akan menjelaskan perbedaan kaum adat dan kaum padri di minangkabau.
Perbedaan Utama Kaum Adat dan Kaum Padri di Minangkabau
Berikut ini penjelasan perbedaan kaum adat dan kaum padri di minangkabau.
Kaum Adat
Kaum Adat merupakan sebuah kelompok masyarakat di Minangkabau yang masih kental dengan adat istiadat serta nilai tradisi dari leluhur.
Dibalik keteguhannya kaum Adat dikenal memiliki kebiasaan kerap melakukan sabung ayam, meminum minuman keras, dan berjudi. Kebiasaan kaum Adat ini dianggap bertentangan dengan syariat Islam, padahal kaum ini juga sebagai umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Ajaran Islam yang dilakoni oleh kaum Adat bercampur dengan budaya setempat. Kaum Padri meminta kaum Adat meninggalkan kebiasaannya dan lebih mendalami ajaran agama Islam.
Pada kenyataannya kaum Adat masih sering melakukan tindakan yang bertolak belakang dengan ajaran Islam yang membuat kaum Padri merasa marah dan akhirnya meletus perang saudara pada 1803, atau yang dikenal dengan sebutan Perang Padri.
Kaum Padri
Kaum Padri ialah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai dari syariat Islam. Kaum Padri berada di daerah Padang, Sumatra Barat, yang mana menjadi daerah awal diterapkannya gerakan puritanisme yang merupakan pemurnian ajaran agama.
Gerakan puritanisme pertama kali dipelopori oleh Muhammad Ibn Abdul Wahb di Nejd di Arab Saudi.
Setelahnya gerakan puritanisme dibawa masuk ke Minangkabau melalui tiga tokoh kaum Padri yang baru saja menyelesaikan ibadah haji di Mekkah, yaitu Haji Miskin, Haji Sumaik, dan Haji Piobang pada tahun 1803.
ADVERTISEMENT
Ketiga tokoh tersebut membentuk sebuah kelompok bernama Harimau Nan Salapan, yang berisikan para tokoh kaum Padri . Untuk memurnikan kembali ajaran Islam, kaum Padri melakukan dakwah.
Sayangnya, kaum Adat masih terus melakukan tindakan yang tidak sesuai ajaran syariat Islam yang membuat kaum Padri yang dipimpin oleh Harimau Nan Salapan memutuskan untuk menyerang kaum Adat pada 1803.
Sejak saat itu, konflik antara dua pihak ini terus berlangsung hingga tahun 1838.
Demikian penjelasan perbedaan kaum adat dan kaum padri di Minangkabau . (ARH)