Konten dari Pengguna

Perjanjian Breda: Ketika Pulau Run Ditukar dengan Manhattan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
24 Maret 2024 19:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perjanjian breda. Foto: wikipedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perjanjian breda. Foto: wikipedia.org
ADVERTISEMENT
Perjanjian Breda ditandatangani tanggal 31 Juli 1667 di Breda, Belanda. Salah satu isinya adalah kesepakatan pihak Belanda serta Inggris untuk menukar Pulau Run, Maluku, dengan Manhattan di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Mari simak penjelasan tentang Perjanjian Breda, latar belakang, sampai dengan isinya melalui ulasan berikut.

Sejarah Perjanjian Breda, Latar Belakang, dan Isinya

Ilustrasi perjanjian breda. Foto: wikipedia.org
Penjanjian Breda adalah kesepakatan damai yang ditandatangani oleh Inggris serta tiga lawannya dalam Perang Inggris-Belanda (Anglo-Dutch) kedua yaitu Belanda, Denmark-Norwegia, serta Perancis.
Perjanjian berlangsung di Kota Breda, Belanda, pada 31 Juli 1667. Sebelum tahun tersebut, perselisihan yang didominasi oleh masalah perdagangan terus terjadi antara Belanda dan Inggris. Demikian penjelasan dalam situs p2k.stekom.ac.id.
Kendati tidak dapat mengatasi atau menyelesaikan konflik secara tuntas, Perjanjian Breda mampu meredam ketegangan yang terjadi antar dua negara.
Meredanya ketegangan disebabkan oleh salah satu poin atau isi Perjanjian Breda yang menyatakan bahwa pihak Belanda serta Inggris sepakat untuk menukar Pulau Run, Maluku, dengan Manhattan di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Penandatanganan perjanjian itu juga menjadi awal dimulainya aliansi antara Belanda dan Inggris yang berlangsung satu abad.
Setelah menyimak ulasan singkat tentang sejarah Perjanjian Breda, berikut latar belakang hingga isi Perjanjian Breda:

1. Latar Belakang Perjanjian Breda

Latar belakang Perjanjian Breda adalah persaingan perdagangan yang terus memanas dan sekaligus memicu pecahnya Perang Anglo-Dutch kedua.
Kala itu, Belanda tengah berjaya sebab memperoleh keuntungan besar dari praktik monopoli rempah-rempah yang dilakukan VOC di Asia. Sedangkan Raja Charles II justru mendirikan Royal African Company tahun 1660 guna menyaingi Belanda di Afrika Barat.
Perselisihan kedua negara juga disebabkan adanya perebutan pulau penghasil pala yaitu Pulau Run di Maluku. Pulau ini adalah produsen pala terbesar sejak awal abad ke-17. Tahun 1664, Inggris yang berhasil menduduki Pulau Run kembali diusir oleh Belanda dengan merusak perkebunan.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah itu, Inggris merebut New Netherland atau New York dari Belanda. Kemudian terjadi pula persaingan perdagangan di Atlantik antara Inggris, Denmark, Spanyol, Portugal, dan Swedia, dengan Belanda.
Di akhir tahun 1666, perekonomian Belanda perlahan pulih, utang pun mulai menurun. Sementara Inggris justru mengalami masalah keuangan. Meski begitu, biaya perang yang amat mahal masih membayangi pihak Belanda. Di sini, Inggris dan Belanda sama-sama menginginkan perdamaian untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Selanjutnya, pada 1966, Raja Charles membuka diskusi dengan Belanda, tetapi pihak Belanda menolak hadir jika Perancis tak terlibat. Negosiasi alot pun kembali terjadi.
Pada akhirnya, perundingan dilakukan antara Belanda, Inggris, Perancis, serta Denmark-Norwegia tanggal 31 Juli 1667 di Kota Breda, Belanda. Pertemuan tersebut menghasilkan Perjanjian Breda.
ADVERTISEMENT

2. Isi Perjanjian Breda

Pembentukan aliansi militer terbatas, di mana kapal yang berlayar di jalur sama wajib saling membela melawan pihak ketiga.
Demikian sejarah Perjanjian Breda, latar belakang, hingga isinya. Adanya perjanjian ini dapat meredakan ketegangan yang terjadi antara Inggris dengan Belanda. (DN)