Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Strategi Perang Diponegoro dan Latar Belakang Peristiwanya
2 Juni 2024 22:43 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perang Diponegoro adalah peperangan besar yang terjadi pada masa penjajahan Belanda. Strategi Perang Diponegoro adalah menerapkan sistem perang gerilya karena dianggap efektif.
ADVERTISEMENT
Hartono dalam Perang Jawa Terbesar (Perang Diponegoro) 1825-1830 dalam Pandangan Konsep Perang Semesta atau Total War menyebutkan bahwa Perang Diponegoro adalah perang besar antara pasukan Belanda melawan pasukan Pangeran Diponegoro.
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai strategi Perang Diponegoro, simak penjelasannya dalam bacaan berikut.
Latar Belakang Peristiwa Perang Diponegoro
Perang Diponegoro adalah peperangan pada masa penjajahan Belanda yang terjadi antara pihak koloni melawan pasukan Pangeran Diponegoro . Perang ini termasuk sebagai peperangan besar karena berhasil menguras keuangan pihak Belanda.
Hal itu membuat lingkungan kerajaan kerap mengalami perselisihan. Di samping itu, pihak kolonial yang campur tangan juga memicu pergeseran kebudayaan serta adat. Dominasi pihak kolonial juga membuat rakyat menderita karena diperas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, para petani juga sulit untuk meningkatkan perekonomiannya akibat dijadikan sebagai tenaga kerja paksa. Masyarakat juga diwajibkan untuk membayar pajak.
Akibat melihat penderitaan rakyat, akhirnya Pangeran Diponegoro tak dapat tinggal diam dan membulatkan tekad untuk melawan saat Belanda terlalu sering ikut campur urusan kerajaan. Akhirnya, Perang Diponegoro ini berlangsung dari tanggal 20 Juli 1825 hingga tahun 1930.
Strategi Perang Diponegoro
Strategi Perang Diponegoro menerapkan sistem perang gerilya. Sistem ini dilakukan dengan membentuk pasukan kecil yang bergerak cepat dan menuju kawasan yang sulit diakses.
Strategi tersebut juga dikombinasikan dengan kepemimpinan efektif, keterampilan taktis, sehingga lebih efisien. Pangeran Diponegoro sebagai pemimpin pasukan lokal juga aktif bergerak, mulai dari masuk keluar hutan, menjelajah banyak wilayah dari Yogyakarta, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Pangeran Diponegoro juga rela untuk naik dan turun gunung. Alhasil, strategi tersebut berhasil merepotkan Belanda dan menguras keuangannya guna biaya perang, hingga mendatangkan pasukan bantuan.
Demikian informasi mengenai latar belakang serta strategi Perang Diponegoro. [ENF]