Konten dari Pengguna

Tradisi Erau: Makna dan Tata Cara Pelaksanaannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 September 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Erau, Pexels:/NOR KHOLIS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Erau, Pexels:/NOR KHOLIS
ADVERTISEMENT
Belum banyak yang tahu mengenai apa itu tradisi Erau dan tata cara pelaksanaannya. Erau pada prinsipnya adalah pesta adat kesultanan yang diadakan untuk memberikan hiburan kepada rakyat.
ADVERTISEMENT
Erau sendiri adalah tradisi masyarakat Kutai, Bali yang dilaksanakan selama 8 hari 8 malam dengan berbagai persiapan matang.

Makna Tradisi Erau

Ilustrasi Tradisi Erau, Pexels:/NOR KHOLIS
Dikutip buku 100 Tradisi Unik di Indonesia, Fatiharifah, (2017: 81) Tradisi Erau berasal dari kata eroh yang dalam bahasa Melayu Kutai Tenggarong berarti ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh sukacita.
Tradisi tersebut sudah berlangsung sejak masa Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Persiapan pelaksanaannya dilakukan jauh-jauh hari dan semakin intensif sebulan sebelum pelaksanaan.
Agar pelaksanaannya berjalan lancar, biasanya masyarakat secara bersama-sama melakukan persiapan sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

Tata Cara Pelaksanaan Tradisi Erau

Ilustrasi Tata Cara Pelaksanaan Tradisi Erau, Pexels:/NOR KHOLIS
Sebagai tradisi turun-temurun, Erau memiliki tata cara tersendiri dalam pelaksanaannya. Berikut tata cara tradisi Erau.

Hari Pertama

Menjamu benua (kota) yang dilaksanakan oleh beberapa belian dengan maksud untuk mengundang para leluhur, menyampaikan maksud pelaksanaan Erau, mohon perlindungan, dan doa restu.

Hari Kedua

Pelaksanaan Upacara Beredar ke Kutai yaitu para belian, pangkon (orang-orang yang memangku perlengkapan upacara), dan kepala adat (tumenggung) berjalan berkeliling di dalam sebuah ruangan sebanyak 7 kali dengan menggunakan perlengkapan adat.

Hari Ketiga

Di pagi hari, seluruh undangan datang menggunakan pakaian kebesaran untuk menghadiri upacara mendirikan ayu sebagai tanda dimulainya upacara Erau. Pada malam harinya, acara dilanjutkan di keraton, dibuka oleh belian dengan acara memanah, berjoget dan menarikan tari Ganjar-Ganjur, kemudian dilanjutkan dengan prosesi adat lainnya.
ADVERTISEMENT

Hari Keempat hingga Keenam

Diselenggarakan pesta rakyat yang ditandai dengan menampilkan berbagai macam kesenian rakyat dan pertunjukan olahraga tradisional.

Hari Ketujuh

Diawali dengan pengambilan air ke daerah Kutai Lama dan Tepian Batu oleh para belian dan pangkon. Air tersebut digabungkan dengan air yang diperoleh saat upacara pengambilan air tuli.
Selanjutnya adalah penjagaan air tersebut yang dimeriahkan dengan Upacara Bejamuk (perang lempar beras) antara kelompok laki-laki dan perempuan.

Hari Kedelapan

Diadakan Upacara Menjala di waktu subuh. Sore harinya dilaksanakan Upacara Bercorak, yaitu membelah ayam di atas kepala raja dan darahnya disebarkan ke atas tanah (memelas bumi).
Berikutnya adalah berumban, yaitu raja diletakkan di atas tilam dan seluruh badannya diselimuti kain kuning.

Hari Kesembilan

Menjadi hari penutupan Erau yang dimulai dengan perebahan ayu. Sore harinya naga jantan dan betina yang dibuat dari rangka bambu atau rotan yang dibaluti kain akan diturunkan ke Sungai Mahakam.
ADVERTISEMENT
Prosesi ini dilanjutkan dengan Upacara Belimbur Air yang ditandai dengan seluruh peserta upacara saling menyiramkan air satu sama lain.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian tradisi Erau dan tata cara pelaksanaannya. Agar lebih mencintai tradisi Indonesia, memang patut mengetahui tradisi-tradisi yang berkembang di berbagai wilayah.