Konten Media Partner

Rahul, Keponakan Nazaruddin Ditunjuk Jadi Ketua Gerindra Pekanbaru

23 Juli 2021 20:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KEPONAKAN Muhammad Nazaruddin, Muhammad Rahul (kiri) saat menerima SK Penetapan sebagai Ketua DCP Gerindra Pekanbaru dari Edy Tanjung.
zoom-in-whitePerbesar
KEPONAKAN Muhammad Nazaruddin, Muhammad Rahul (kiri) saat menerima SK Penetapan sebagai Ketua DCP Gerindra Pekanbaru dari Edy Tanjung.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - DPP Partai Gerindra menunjuk dan menetapkan Muhammad Rahul, keponakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Pekanbaru.
ADVERTISEMENT
Rahul merupakan kader baru di Gerindra. Ia menjadi anggota saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI pada Pileg 2019 silam dan mengantarkanya ke Senayan.
SK penetapan Rahul ini langsung diserahkan Ketua DPD Gerindra Riau, Nurzahedi Tanjung atau Edy Tanjung kepada Rahul, Rabu (21/7/2021).
Pengamat politik Riau, Tito Handoko, mengatakan penetapan Rahul sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kota Pekanbaru sangat mengejutkan.
"Rahul tidak pernah dijagokan dan tidak pula pernah dimunculkan namanya dalam percaturan Partai Gerindra di Kota," ujar Tito, Jumat (23/7/2021).
Rahul merupakan anak kandung dari Muhammad Nasir, anggota DPR asal Riau dari Partai Demokrat. Sedangkan tantenya, Rita Zahara, merupakan mantan anggota DPR dari Gerindra kemudian loncat ke Nasdem saat Pileg 2019 silam.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, mekanisme penunjukan pimpinan di tingkat Cabang maupun Daerah dilakukan oleh DPP dapat mendistorsi prinsip demokrasi lokal.
"Tidak hanya di Gerindra, mekanisme ini juga terjadi di partai-partai lain, penunjukan kepemimpinan di tingkat lokal ditentukan oleh struktur lebih tinggi di atasnya atau memang oleh DPP secara mutlak," ungkap penyandang gelar doktor tersebut.
Kerapuhan bangunan prinsip demokrasi lokal memang disebutnya menjadi problem. Pilihannya sederhana saja stabilitas atau distabilitas pengelolaan partai.
"Ujung-ujungnya adalah legitimasi DPP yang digunakan untuk memotong mata rantai konflik di tingkat lokal," ujarnya.
Bagaimanapun, tuturnya, legitimasi dibangun tetap akan menimbulkan riak mengingat Rahul tergolong "anak kemaren sore" di Gerindra.
Banyak senior telah berdarah-darah membesarkan Gerindra di Kota Pekanbaru.
ADVERTISEMENT
Bagi kader Partai Gerindra, gejolak batin pasti mereka rasakan apalagi Rahul secara family stories dibesarkan dalam Partai yang berbeda. Menurut Tito hal ini menjadi ujian bagi Rahul untuk menyatukan Gerindra.
"Tantangan melakukan konsolidasi antara senior dan junior akan dihadapi oleh Rahul dan tentu saja dalam perjalannya akan dibuktikan dengan tercapai atau tidaknya target pemenangan Partai Gerindra pada 2024," jelasnya.
Laporan: SIGIT EKA YUNANDA