Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Titiek Soeharto Kaget di Riau Ada Kisah Andini Besarkan Dua Adiknya
11 Januari 2019 12:07 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
TITIEK Soeharto saat berkunjung ke Pekanbaru, Jumat, 11 Januari 2019.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Ekspresi terkejut tergambar jelas dari wajah Siti Hediyati Hariyadi atau dikenal dengan Titiek Soeharto, saat melakukan kunjungan sebagai petinggi Partai Berkarya ke Pekanbaru, Riau, pada Jumat (11/1).
Mantan istri Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto ini kaget di Riau masih ada kisah memilukan gadis berusia 14 tahun yang kini tinggal sebatang kara dan berusaha menghidupi kedua adiknya.
"Kasihan sekali. Kita akan telusuri pemberitaan ini," kata Titiek usai berbelanja di Pasar Bawah, pada Jumat (11/1).
Titiek mempertanyakan kehadiran Pemerintah Daerah Khusus Pemprov Riau yang terkesan membiarkan keadaan seperti ini.
Gadis berusia 14 tahun, Andini, merupakan anak pertama yang terpaksa mengasuh kedua adik perempuannya yang masih batita. Adik perempuan yang berusia 1 tahun 8 bulan bernama Purwanti dan Sidratul Jannah berusia 4 bulan.
ADVERTISEMENT
Andini membutuhkan masa-masa bermain dan pendidikan malah harus dihadapkan dengan kenyataan berbeda akibat Ibu tercintanya, Ijaz (40) meninggal dunia. Sedangkan ayahnya malah pergi dan menikah lagi dengan perempuan lain sejak anak ketiganya berusia empat bulan.
"Pemerintah daerah sudah seharusnya tanggap ya soal kasus yang seperti ini," tambahnya dengan suara meninggi.
Titiek juga menambahkan, sebagai pelayan masyarakat, Pemprov Riau seharusnya juga tidak perlu menunggu baru bergerak setelah aduan masyarakat terdengar.
Selain itu, ia juga berharap Pemerintah Daerah harus turun langsung dengan menurunkan tim tanpa harus menerima laporan terlebih dahulu.
"Gak perlu itu seharusnya ada pengaduan atau tulisan dari masyarakat. Mestinya itu kan nomor satu pengaduan masyarakat. Semuanya harus dikerjakan oleh Pemerintah Daerah," jelasnya.
ADVERTISEMENT