Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Menelaah Keindahan Majas dalam Drama "Awal dan Mira"
16 Juli 2024 6:17 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Selvi Ramah Hadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Drama "Awal dan Mira" adalah sebuah karya dari sastrawan bernama Utuy Tatang Sontani. Pada drama ini memiliki banyak keindahan majas yang terdapat didalamnya. Majas adalah cara penggunaan bahasa yang tidak mengacu pada makna harfiah kata-kata, melainkan pada makna yang tersirat atau tambahan. Majas mempercantik dan memperjelas pesan dengan cara yang tidak literal, membawa kita ke dalam dunia ekspresi kreatif yang mengesankan. Menurut Nurgiyantoro, majas adalah penggunaan bahasa yang tidak merujuk pada makna harfiah kata-kata, melainkan pada makna tersirat atau makna tambahan. Dengan demikian kesimpulannya, majas menjadi salah satu alat yang penting dalam mengekspresikan ide-ide secara kreatif dan efektif dalam karya sastra maupun komunikasi sehari-hari. Berikut lebih lanjut penjelasannya;
ADVERTISEMENT
Pada kutipan di atas, penggunaan kata "badut-badut" adalah jenis majas metafora yang menggambarkan bahwa Tuan tersebut menganggap mereka sebagai orang yang tidak serius atau sebagai sasaran lelucon.
Pada kutipan di atas, menggunakan kalimat yang sangat berlebihan karena, pada kenyataannya tidak mungkin berjalan di "muka". Hal ini menggunakan majas hiperbola yang berlebihan untuk efek dramatis.
Dengan demikian, penggunaan majas dalam "Awal dan Mira" tidak hanya memperkaya cerita, tetapi juga memikat pembaca untuk menjelajahi alur cerita yang lebih dalam dan penuh warna. Oleh karena itu, memahami dan menggunakan majas dengan baik sangat penting untuk mengekspresikan ide-ide secara kreatif dan efektif, baik dalam karya sastra maupun dalam komunikasi sehari-hari.
ADVERTISEMENT