Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Upacara "Kematian" Ma'Nene: Tradisi Adat Mayat Berjalan di Tana Toraja
2 Desember 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 1 menitTulisan dari Selvi suci lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Latar Belakang
Di dalam pesona indah Provinsi Sulawesi Selatan terdapat Tradisi Adat yang sudah di jalankan secara turun-temurun tepatnya berada di bagian Tana Toraja,Lembang Parandangan. Masyarakat Toraja masih mempertahankan Eksistensi Tradisi Adat di tengah kemajuan Teknologi, Hal ini membuat budaya yang sudah di jalankan selama bertahun-tahun mengalami perubahan seiring berjalannya waktu yang tidak lagi Otentik.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Artikel ini berupaya untuk menjelaskan latar belakang lahirnya budaya Ma'nene, dan faktor-faktor yang Melatarbelakangi perubahan tersebut pada masyarakat Toraja, Penulisan ini menggunakan metode Penelitian Sejarah, meliputi Heuristik (proses pengumpulan data), Verifikasi, Interpretasi (penafsiran data), dan Historiografi (penulisan data).
Ma'nene bagi masyarakat Toraja bukan hanya sekedar Upacara Adat, Namun memiliki makna atau simbol tersendiri, dalam artian lain Ma'nene yaitu sebagai ritual Tradisi Adat dalam budaya suku Toraja,dimana Jenazah leluhur keluarga Toraja akan dibersihkan, digantikan baju dan kainnya, Sebuah ritual mayat yang berusia puluhan tahun bahkan ratusan tahun yang lalu dikeluarkan dari dalam liang lahat untuk dibersihkan dan di ganti kainnya. Seiring perkembangan zaman berbagai perubahan yang terjadi pada Tradisi ini membuat pergeseran makna. Namun dengan begitu masyarakat tetap mempertahankan Upacara Ma'nene karena masih banyak dari Suku Toraja yang masih mempercayai bahwa jika tidak dilaksanakan akan mendatangkan marabahaya bagi kehidupan masyarakat Suku Toraja Contohnya seperti hasil panen yang gagal. Budaya Ma'nene merupakan budaya leluhur masyarakat yang menganut kepercayaan Aluk Tolodo, Namun mayoritas mereka sudah beragama Kristen.
ADVERTISEMENT
Proses Pelaksanaan
Ritual Ma'nene biasanya dilakukan setiap Tahun pada Bulan Agustus, Ketika musim kemarau tiba. Namun, karena kesulitan Koordinasi antara anggota keluarga yang mungkin berada di luar Toraja dan biaya yang cukup mahal, Maka ritual ini juga dapat dilakukan tiga tahun sekali atau dengan kesepakatan keluarga.
Ritual Ma'nene Meliputi Beberapa Tahapan:
ADVERTISEMENT
Ritual Ma'Nene Sebagai Fungsi Sosial dan budaya
Beberapa fungsi sosial dan budaya dalam ritual Ma'nene, sebagai berikut:
Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Ritual Ma'Nene
Tradisi Ma'nene pada kelompok dalam masyarakat Tana Toraja mencerminkan nilai yang terkait dengan nilai-nilai dasar manusia (basic human values). Melalui pembersihan jazad leluhur, mengandung makna sebagai nilai penghormatan leluhur dan ikatan keluarga yang abadi .
Selain itu, dalam Tradisi Ma'nene ditemukan ada tujuh nilai yang merujuk pada tiga nilai konservasi yaitu security, confromity, dan tradision. Dua nilai self-transcendence yaitu benelovence dan universalism . serta dua nilai self-enchancement yang terdiri atas achievement dan power.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Tradisi Upacara Adat Ma'nene merupakan salah satu budaya yang dilakukan oleh suku Toraja. Ritual ini dengan berupa pembersihan jenazah yang telah meninggal. Dalam Tradisi Adat ini dilihat memalui nilai-nilai kristiani yang mengandung makna penghormatan terhadap leluhur , bakti dan penghormatan keluarga,mengasihi dan menyakini akan kehidupan abadi.