Konten dari Pengguna

Adopsi Kucing untuk Kestabilan Mental : A Pawsitive Impact

Dini Septiana Candra
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pancasakti Tegal
7 Desember 2024 22:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dini Septiana Candra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Seiring dengan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, kini banyak orang mencari cara yang menyenangkan untuk menjaga keseimbangan emosional. Salah satu cara yang semakin populer adalah mengadopsi kucing. Tak hanya menjadi teman yang lucu dan menggemaskan, kucing juga memiliki manfaat besar untuk kesehatan mental pemiliknya.
ADVERTISEMENT
Ketenangan suara dengkuran kucing
Sumber : dokumentasi pribadi.
Kucing dikenal dengan suara dengkurannya yang khas. Suara dengkuran kucing memiliki frekuensi yang dapat menenangkan, bahkan menurunkan tekanan darah dan mengurangi stress. Suara dengkuran kucing yang dikenal memiliki efek menenangkan. Menurut beberapa studi, frekuensi dengkuran kucing, yang berkisar antara 25 hingga 150 Hertz, dipercaya dapat menurunkan tekanan darah dan meredakan stres. Menurut ahli psikologi, Dr. Jenny Hale, ia mengatakan bahwa interaksi dengan kucing bisa meningkatkan hormon bahagia, yaitu oksitosin yang membuat mood menjadi lebih baik.
Kucing membantu mengurangi kesepian
Sumber : dokumentasi pribadi.
Bagi siapapun yang merasa kesepian ataupun butuh teman, kucing bisa menjadi solusi. Mereka mempunyai cara tersendiri untuk memberikan rasa nyaman dan kasih sayang, apalagi pada saat mereka duduk di pangkuan atau mengelus-elus tubuh kita.
ADVERTISEMENT
Kucing sebagai terapi
Penelitian dari University of Missouri menunjukkan jika orang yang memiliki kucing cenderung lebih rendah stress nya dibandingkan dengan yang tidak memiliki kucing. Banyak orang yang bilang bahwa kucing mereka membantu mereka mengatasi perasaan kesepian, stress kuliah atau kerja, dan kecemasan. Bahkan, kucing telah digunakan dalam berbagai program terapi, seperti terapi hewan untuk membantu pemulihan penderita PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). "Kucing bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang yang sedang berjuang dengan trauma atau kecemasan, karena mereka tidak menuntut banyak, namun kehadirannya bisa sangat berarti." -Dr Handler.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan koneksi secara emosional
Sumber : dokumentasi pribadi.
Kucing dapat memberikan rasa tanggung jawab. Merawat kucing mulai dari memberi makan, membersihkan litter box, vaksin, memandikan hingga memberikan perhatian membantu seseorang merasa lebih terhubung dengan rutinitas dan tujuan hidup. Hal ini menjadi bermanfaat bagi mereka yang sedang mengalami perasaan kosong atau kehilangan arah.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ikatan emosional yang terjalin antara pemilik dan kucing juga dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis. Kucing yang memperlihatkan kasih sayang atau hanya duduk di dekat pemiliknya dapat memberikan rasa diterima dan dicintai. Para ahli sepakat bahwa hubungan ini dapat mengurangi perasaan kesepian, yang seringkali menjadi faktor risiko bagi gangguan mental.
Memelihara kucing bukan hanya soal memiliki hewan yang lucu, tetapi kita juga tidak lupa kewajiban kita akan memeliharanya. Dengan perawatan yang tepat, kucing bisa menjadi sumber kebahagiaan, ketenangan,dan bahkan dapat menjadi terapi emosional. Tentu saja, setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda, namun manfaat kesehatan mental yang ditawarkan oleh kucing tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika kamu merasa kesepian, tertekan, atau cemas, mungkin ada baiknya untuk mempertimbangkan mengadopsi kucing sebagai teman di rumah yang bisa membantu menenangkan hati dan pikiran serta kestabilan mental.
ADVERTISEMENT