Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cara Fermentasi Limbah Sayuran agar Menjadi Pupuk Organik
9 Desember 2024 17:27 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengetahui cara fermentasi limbah sayuran menjadi pupuk organik adalah langkah penting untuk mengurangi sampah rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Proses fermentasi tidak memerlukan peralatan mahal sehingga cocok untuk dilakukan di rumah. Dengan metode ini, hasil fermentasi selain mengurangi jumlah sampah organik juga meningkatkan hasil pertanian tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya.
Cara Fermentasi Limbah Sayuran
Cara fermentasi limbah sayuran yang tepat akan memberikan banyak keuntungan untuk kesuburan tanaman. Nutrisi dari sisa sayuran yang terfermentasi lebih mudah diserap tanaman karena sudah diurai oleh mikroorganisme.
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk melakukan fermentasi pada limbah sayuran antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Siapkan bahan dan peralatan
Limbah sayuran segar seperti sisa daun, kulit wortel, atau batang kangkung menjadi bahan utama dalam proses ini. Gunakan juga bahan tambahan berupa:
2. Potong kecil-kecil limbah sayuran
Potong limbah sayuran menjadi bagian kecil agar proses fermentasi berlangsung lebih cepat. Pastikan tidak ada sampah non-organik seperti plastik. Masukkan limbah yang sudah dipotong kecil-kecil ke dalam wadah tertutup.
3. Buat larutan fermentasi
Campurkan EM4, tetes tebu, dan air dalam wadah terpisah. Aduk hingga larutan tercampur rata. Cairan ini berfungsi sebagai aktivator untuk mempercepat pembentukan mikroorganisme pengurai.
4. Proses fermentasi
Tuangkan larutan fermentasi ke dalam ember yang berisi limbah sayuran. Aduk perlahan hingga semua bagian limbah terkena larutan.
ADVERTISEMENT
Pastikan wadah ditutup rapat untuk menghindari masuknya udara yang dapat menghambat fermentasi. Simpan ember di tempat teduh selama 7–14 hari.
Selama proses, periksa kondisi fermentasi setiap 3–4 hari. Fermentasi yang berhasil menghasilkan aroma asam manis, bukan bau busuk. Jika tercium bau busuk, tambahkan tetes tebu atau aduk kembali campurannya.
5. Penggunaan hasil fermentasi
Setelah fermentasi selesai, saring campuran untuk memisahkan cairan dan ampas. Pupuk cair dapat langsung digunakan dengan mencampurkannya ke air dengan perbandingan 1:10.
Sementara itu, ampasnya bisa digunakan sebagai kompos untuk meningkatkan struktur tanah.
Cara fermentasi limbah sayuran yang tepat akan memberikan manfaat besar bagi pertanian dan lingkungan. Proses ini sederhana, hemat biaya, dan menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi yang dapat menggantikan pupuk kimia. (rudin)
ADVERTISEMENT