Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cara Fermentasi Ubi Kayu untuk Pakan atau Bahan Olahan
15 Desember 2024 23:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Seputar Hobi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara fermentasi ubi kayu merupakan metode yang efektif untuk mengubah ubi kayu atau singkong menjadi pakan ternak yang lebih bergizi dan mudah dicerna.
ADVERTISEMENT
Proses fermentasi ini melibatkan mikroorganisme yang membantu mengurai komponen-komponen dalam ubi kayu sehingga meningkatkan kandungan nutrisinya.
Penerapan teknik ini dapat memberikan manfaat besar bagi peternak dalam meningkatkan kualitas pakan ternak.
Cara Fermentasi Ubi Kayu
Berikut adalah cara fermentasi ubi kayu untuk pakan atau bahan olahan yang dapat diterapkan untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas, dikutip dari ncbi.nlm.nih.gov.
Langkah pertama adalah memilih ubi kayu yang segar dan bebas dari kerusakan. Ubi kayu yang digunakan harus bebas dari kontaminasi pestisida dan kotoran lainnya.
Setelah itu, ubi kayu disortir, dikupas, dan dicuci bersih. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin ada pada kulit ubi dan mempersiapkan ubi kayu agar lebih higienis untuk proses fermentasi.
ADVERTISEMENT
Setelah proses pembersihan, ubi kayu dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau dibelah dua agar lebih mudah dalam proses fermentasi.
Potongan-potongan ini akan lebih cepat terurai dan lebih efektif dalam menyerap air selama perendaman.
Kemudian, rendam ubi kayu dalam wadah plastik yang berisi air. Proses perendaman ini berlangsung selama 72 jam pada suhu sekitar 30°C.
Pemilihan suhu yang tepat sangat penting untuk mendukung perkembangan mikroorganisme yang akan memfermentasi ubi kayu. Pada suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, proses fermentasi dapat terhambat.
Pada tahap ini, terdapat dua metode fermentasi yang dapat diterapkan, yaitu fermentasi tetap dan fermentasi tidak tetap.
Pada metode fermentasi tetap, air perendam tidak diganti selama 72 jam. Dengan demikian, mikroorganisme yang berkembang dalam air perendam akan mengurai ubi kayu secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pada fermentasi tidak tetap, air perendam diganti setiap hari untuk menjaga kualitas air dan mengurangi pertumbuhan jamur yang tidak diinginkan.
Metode fermentasi tidak tetap umumnya lebih disarankan untuk mencegah terjadinya pembusukan pada ubi kayu.
Setelah proses fermentasi selesai, ubi kayu atau singkong yang telah difermentasi perlu diparut menggunakan mesin parut mekanik.
Pemarutan ini bertujuan untuk menghaluskan ubi kayu sehingga lebih mudah dicerna oleh ternak.
Ubi kayu yang sudah diparut akan memiliki tekstur yang lebih lembut, membuatnya lebih mudah untuk dicerna oleh pencernaan ternak seperti kambing atau sapi.
Setelah diparut, ubi kayu kemudian ditekan menggunakan pengepres hidrolik selama sekitar 15 menit untuk mengurangi kadar air yang tersisa. Proses pengepresan ini penting untuk menghilangkan kelembaban berlebih, yang dapat mempengaruhi daya simpan pakan.
ADVERTISEMENT
Setelah proses pengepresan, langkah berikutnya adalah pengeringan ubi kayu pada suhu 60°C selama 3 jam.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada ubi kayu sehingga lebih tahan lama dan tidak mudah rusak.
Pakan ternak yang difermentasi dan dikeringkan akan memiliki umur simpan yang lebih panjang, sehingga lebih efisien dalam penggunaannya.
Fermentasi ubi kayu mengubah sifat fisikokimia dari ubi kayu, terutama daya kembangnya.
Selama fermentasi, mikroorganisme menghasilkan enzim yang dapat menghancurkan dinding sel ubi kayu dan mendegradasi polimer pati. Proses ini membuat ubi kayu lebih mudah dicerna oleh ternak, sekaligus meningkatkan kandungan nutrisinya.
Hasil akhir dari fermentasi ini adalah pakan ternak yang lebih bergizi, dengan tekstur yang lebih halus dan daya cerna yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Dengan menerapkan cara fermentasi ubi kayu yang tepat, peternak dapat memperoleh pakan ternak yang lebih bergizi dan efisien.
Teknik fermentasi ubi kayu ini memberikan solusi yang efektif untuk memanfaatkan ubi kayu sebagai pakan ternak yang berkualitas tinggi dan mendukung keberlanjutan usaha peternakan. (Shofia)