Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Patung Kuda UNDIP, Patung Ikonik Universitas Diponegoro Semarang
13 Desember 2024 16:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Semarang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Universitas Diponegoro atau Undip merupakan salah satu perguruan tinggi populer di Semarang. Universitas ini memiliki ikon berupa patung kuda Undip yang berada di gerbang luar menuju kampus utama.
ADVERTISEMENT
Banyak mengira bahwa patung tersebut hanyalah patung kuda biasa, yang menunjukkan lokasi kampus. Ternyata, ada cerita tentang sejarah patung ikonik ini yang menarik untuk disimak.
Cerita Patung Kuda Undip, Ikon Universitas Diponegoro
Patung kuda Undip memang tak bisa dipisahkan dari Universitas Diponegoro Semarang. Website www.undip.ac.id menyebutkan, kampus ini menawarkan pilihan program pendidikan Sarjana, Magister, Doktoral, dan PPDS untuk Kedokteran.
Fasilitas penunjang aktivitas mahasiswa di Undip juga tidak kalah lengkap. Kampus ini memiliki masjid utama, perpustakaan pusat, laboratorium terpadu, rumah susun mahasiswa, arena olahraga, taman, dan gedung serba guna yang terkenal.
Lalu, bagaimana dengan patung kuda? Patung yang berada di persimpangan jalan ini adalah akses masuk utama ke kawasan kampus. Patung ini bukan patung kuda biasa, tetapi patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda.
ADVERTISEMENT
Menariknya, tidak banyak yang mengetahui kalau patung tersebut dibuat oleh Wahyudi, seniman yang saat ini menetap di Semarang . Beberapa karyanya bisa ditemukan sebagai tetenger di berbagai wilayah di kota ini.
Salah satunya adalah patung Pangeran Diponegoro yang berada di atas kuda. Patung ini berada di Jl. Nasional 14 No.76-84, Srondol Kulon, Kec. Banyumanik, Kota Semarang, akses ke kampus Undip Semarang.
Karya lain yang pernah dibuat Wahyudi adalah patung Brimob yang bisa dijumpai di Mako Brimob Polda Jateng di Srondol.
Patung Pangeran Diponegoro tersebut dibuat sekitar tahun 80-an. Saat itu, harganya sekitar Rp3.500.000. Mungkin, jika dibandingkan dengan harga sekarang, taksirannya mencapai ratusan juta.
Wahyudi mengerjakan patung tersebut dibantu oleh enam rekannya. Setidaknya, perlu enam truk pasir untuk bisa membuat patung tersebut. Wahyudi juga menghabiskan waktu kurang lebih selama tiga bulan untuk menyelesaikan patung tersebut.
ADVERTISEMENT