Konten dari Pengguna

Putus Sekolah Dampak dari Buruknya Ekonomi Indonesia

Setyo Purwoto
Saya adalah seorang mahasiswa berusia 23 tahun yang menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Semarang sejak tahun 2021. Saya memiliki dedikasi tinggi dalam kegiatan kemahasiswaan.
14 April 2024 9:42 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Setyo Purwoto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : https://www.shutterstock.com/image-photo/gresik-04-march-2024-state-elementary-2435340105
zoom-in-whitePerbesar
sumber : https://www.shutterstock.com/image-photo/gresik-04-march-2024-state-elementary-2435340105
ADVERTISEMENT
Buruknya keadaan ekonomi menjadi salah satu faktor yang meningkatnya angka putus sekolah. Bahkan faktor ini menjadi faktor yang paling berpengaruh pada kebanyakan kasus saat ini. Sehingga hal ini bukanlah hal mengherankan lagi sebab contohnya dapat kita temui dari kehidupan masyarakat sekitar kita sendiri. Baik lewat keluarga, tetangga, cerita ditelevisi maupun media sosial atau bahkan dengan melihat dari keadaan anak jalanan yang dapat mudah ditemui di pinggir jalan.
ADVERTISEMENT
Keadaan ekonomi yang buruk ini dapat disebabkan oleh beberapa alasan. Sulitnya mencari pekerjaan menjadi salah satunya. Hal ini bisa terjadi karena kemiskinan itu seakan terjadi sebagai proses berulang yang terjadi dalam satu keluarga. Misalnya orang tuanya dulunya tidak mendapatkan ijazah sekolah sehingga dia hanya mendapat pekerjaan dari hasil memulung atau pekerjaan kasar lainnya. Maka si anak kemungkinan besar juga tidak akan bersekolah tinggi karena orang tuanya kesulitan memenuhi biaya sekolah. Sehingga siklus yang sama akan terulang dan akan berhenti jika ada salah satu generasi yang bisa dikatakan beruntung untuk mengubah nasib keturunannya.
Saya sendiri tentu prihatin dengan kondisi yang terjadi di Indonesia. Sistem rekrutmen pekerjaan yang mengharuskan pendidikan tinggi untuk mendapat pekerjaan. Orang-orang yang putus sekolah umumnya memiliki daya saing yang rendah karena kurang memiliki kompetensi tertentu yang diperlukan untuk bekerja. Sumber daya manusia menjadi hal yang penting selain sumber daya alam. Untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia diperlukan kesetaraan pendidikan agar setiap orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan terbaik dan setinggi-tingginya.
ADVERTISEMENT
Rendahnya tingkat pendidikan ini juga menyebabkan masalah-masalah lain seperti
1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Jika banyak tenaga asing yang masuk menyebabkan tenaga asli Indonesia tersingkir sehingga akan banyak pengangguran.
2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang rendah cenderung konservatif dan menolak akan adanya perubahan. Karena masyarakat yang tidak mau berubah menyebabkan kehidupannya tertinggal dibanding negara-negara maju.
3. Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya lebih lanjut atau bahkan tidak disekolahkan sama sekali. Pendapatan perkapita menjadi indikator utama untuk menilai tingkat kesejahteraan keluarga. Semakin rendah pendapatan per kapita menunjukkan bahwa suatu masyarakat di wilayah tersebut kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
ADVERTISEMENT
Anak putus sekolah dapat dikategorikan sebagai permasalahan pendidikan di mana seseorang tidak dapat melanjutkan atau menamatkan pendidikannya sampai mendapatkan ijazah atau gelar tertentu. Faktor yang menjadi penyebab putus sekolah ini dapat dibagi menjadi berikut:
a. Sifat sosial masyarakat
Kondisi masyarakat ini dapat berupa kebiasaan masyarakat tersebut misalnya dalam masyarakat tersebut banyak yang tidak melanjutkan hingga ke jenjang kuliah sehingga masyarakat lain akan bersikap sama. Hal ini terjadi karena masyarakat yang kadang merasa tidak perlu untuk disekolahkan tinggi.
b. Kondisi demografis
Kondisi tempat dapat menjadi penyebab putus sekolah misal di daerah pelosok yang jauh dari fasilitas sekolah serta tidak adanya infrastruktur jalan yang memadai untuk menjangkau ke sekolah. Tidak adanya infrastruktur jalan menyebabkan siswa cenderung malas karena perjalanan yang memakan waktu sangat lama.
ADVERTISEMENT
c. Ekonomi
Ekonomi menjadi alasan Utama dalam tingginya angka putus sekolah tercatat 74% siswa putus sekolah karena tidak ada biaya. Jumlah ini bahkan bisa naik dikarenakan adanya pandemi covid 19. Kebanyakan dari anak-anak yang putus sekolah ini memilih untuk bekerja se-adanya untuk membantu perekonomian di keluarganya. Banyak yang harus hidup di jalanan demi memenuhi kebutuhannya. Mereka tak jarang sampai melakukan tindak kriminal yang tidak pantas dilakukan oleh anak seusianya.
Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah siswa yang putus sekolah . Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan karena merupakan masalah sosial yang yang berdampak bagi masyarakat umum. Diantara upaya-upaya tersebut dapat diambil oleh beberapa pihak yang dapat memberikan dampak langsung bagi siswa diantaranya melalui perantara berikut :
ADVERTISEMENT
1.Orang tua
Upaya yang dilakukan dari orang tua bisa dilakukan apabila faktor permasalahan siswa yang putus sekolah itu berasal dari dalam diri siswa. Orang tua dengan keadaan ekonomi yang mampu akan sebisa mungkin untuk menyekolahkan anaknya hingga lulus. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan motivasi serta reward apabila mendapatkan prestasi tertentu.
2. Sekolah
Dalam hal pencegahan sekolah harus dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa. Dengan keterlibatan sekolah akan memberikan solusi terbaik bagi pihak orang tua maupun bagi siswa. Beberapa upaya tersebut bisa dilakukan dengan memberikan kelonggaran atau kemudahan bagi siswa-siswa yang kurang mampu. Memberikan bantuan uang bagi siswanya yang yang berprestasi. Serta memberikan potongan biaya baik buku aku maupun SPP bagi siswa miskin.
ADVERTISEMENT
3. Pemerintah
Sejauh ini pemerintah telah menggelontorkan berbagai dana untuk keperluan siswa sekolah diantaranya melalui PIP ataupun BLT yang disalurkan dengan tenggang waktu tertentu. Tercatat bantuan senilai 336 miliar telah dibagikan ke masyarakat kurang mampu. Namun permasalahan adalah pada pemerataan banyak masyarakat yang belum tercatat ke dalam program tersebut dan banyak juga orang yang seharusnya tidak tercatat namun malah mendapatkan bantuan. Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan validasi data agar warga yang kurang mampu bisa mendapatkan haknya.
Putus sekolah bukan solusi. Pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan dan membangun masa depan yang lebih baik.Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Marilah kita bersama-sama memutus rantai kemiskinan dan putus sekolah. Masa depan bangsa Indonesia ada di tangan anak-anak.
ADVERTISEMENT