Konten dari Pengguna

Catatan dari Tokyo International Film Festival 2023 (2)

Shandy Gasella
Penikmat dan pengamat film - Aktif meliput kegiatan perfilman di Jakarta dan sejumlah festival film internasional sejak 2012
2 Desember 2023 13:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shandy Gasella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wim Wenders sutradara film 'Perfect Days' pada upacara pembukaan TIFF 2023 | Dok. TIFF 2023
zoom-in-whitePerbesar
Wim Wenders sutradara film 'Perfect Days' pada upacara pembukaan TIFF 2023 | Dok. TIFF 2023
ADVERTISEMENT
Sebagai salah seorang anggota pers Tokyo International Film Festival (TIFF) sejak 2015, dan tahun ini saya berkesempatan untuk kembali mengunjungi festival film, salah satu yang paling tua dan dihormati di kawasan Asia ini, sejak kali terakhir diundang pada 2018, kemudian muncul Covid yang laknat itu – yang kita sama-sama ketahui daya rusaknya terhadap dunia dan seisinya, termasuk memaksa membuat helatan TIFF tak dapat digelar untuk beberapa tahun secara luring, maka ketika pada tanggal 22-28 Oktober lalu, dapat ikut merasakan kembali kemeriahan TIFF secara langsung di venue-nya yang baru di Ginza, Tokyo, merupakan privilese yang amat saya syukuri.
ADVERTISEMENT
Namun juga ada rasa sesal, terhadap diri saya sendiri, bahwa sepulang dari TIFF, saya hanya mampu menulis satu artikel, yang saya posting pada 31 Oktober lalu di sini, dan artikel yang sedang Anda baca ini, saya tulis sebulan kemudian pasca TIFF rampung digelar, di sela-sela jadwal padat menghadiri Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF)!
Bulan Oktober adalah bulan yang amat sangat padat bagi saya dan para antusias film, khususnya yang tinggal di Jakarta, terutama saya sendiri sebagai salah seorang panitia penyelenggara Festival Film Wartawan Indonesia (27 Oktober 2023), saya juga festival director Jakarta World Cinema Week edisi kedua (11-18 November 2023), maka memang cukup nekat ketika saya memutuskan untuk ngotot ingin mengunjungi dan mengalami langsung TIFF tahun ini. Ngotot, karena pada saat itu saya sedang butuh inspirasi, sedang butuh belajar, dan kebutuhan untuk menonton film-film terbaik dari belahan dunia yang dipresentasikan TIFF tahun ini di atas segala alasan lain atas kengototan itu.
ADVERTISEMENT
Saya sangat senang dapat menikmati cukup banyak film seperti Perfect Days (Wim Wenders, 2023), Roxana (Parviz Shahbazi, 2023), Lumberjack the Monster (Takashi Miike, 2023), Snow Leopard (Pema Tseden, 2023), Take Me to Another Planet (Kimura Satoshi, 2023), Air (Aleksey German Jr., 2023), Tatami (Zar Amir & Guy Nattiv, 2023), Who Were We? (Tomina Tetsuya, 2023), termasuk juga menghadiri TIFF Press & Gathering Party (ini event penting bagi para tamu undangan dan jurnalis untuk berjejaring sambil menikmati kudapan-kudapan dan bir terbaik Jepang), semua itu saya lewati disambi berkoordinasi mengurusi dua festival film di Jakarta.
Dan sepulang dari TIFF, saya langsung disibukkan persiapan sampai gelaran Jakarta World CInema Week, lanjut mengunjungi Medan Film Festival (25-26 November 2023), dan pada tanggal 28 November saya bertolak ke Yogyakarta untuk menghadiri JAFF hingga tanggal 2 Desember 2023.
ADVERTISEMENT
Tanpa membuat justifikasi apa-apa, saya memang berutang maaf kepada panitia penyelenggara TIFF, khususnya yang mengurusi Program Jurnalis, bahwa saya tidak banyak menulis artikel, sejauh ini. Tapi, janji saya untuk menulis ulasan sejumlah film yang saya tonton di TIFF, seperti tertulis di atas, akan tetap saya penuhi.
Kunjungan ke TIFF tahun ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya, bukan hanya karena film-film terbaik yang berhasil saya tonton, juga karena saya berkesempatan untuk dapat menghampiri dan mengobrol singkat dengan Wim Wenders, sutradara Perfect Days sekaligus Presiden Juri TIFF tahun ini. Dan, saya juga berkesempatan untuk bertemu dan berdiskusi secara langsung dengan Ichiyama Sozo, Direktur Program TIFF yang amat saya kagumi dan saya hormati. Pertemuan dengan beliau pada Jumat pagi tanggal 27 Oktober lalu di Midtown Hibiya Tokyo sungguh menginspirasi dan menambah pengetahuan saya dalam hal pengelolaan festival film, terutama mengenai programming festival.
ADVERTISEMENT
Shandy Gasella -- pengamat film, direktur festival Jakarta World Cinema Week