Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Generasi 90an Melankolia: Kesedihan Tak Terperi, Menguras Emosi
25 Desember 2020 17:59 WIB
Tulisan dari Shandy Gasella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah tujuh kali menulis naskah untuk film-film produksi Visinema Pictures mulai dari 'Cahaya dari Timur: Beta Maluku' (Angga Dwimas Sasongko, 2014) hingga 'Story of Kale: When Someone's in Love' (Angga Dwimas Sasongko, 2020), M. Irfan Ramli atau akrab disapa Ipank, akhirnya mendapatkan kesempatan debut penyutradraannya di tahun ini lewat 'Generasi 90an Melankolia' yang naskahnya tentu saja ia tulis sendiri juga. Semula bakal tayang di bulan April lalu, lantaran pandemi Covid-19, memaksanya mundur ke tanggal 24 Desember 2020. Film berdurasi 91 menit ini merupakan adaptasi buku karya Marchella FP berjudul 'Generasi 90an'.
Kisah film berpusat pada sesosok cowok remaja bernama Abby (Ari Irham, 'Terlalu Tampan') yang mesti kehilangan Indah, (Aghniny Haque, 'Wedding Agreement', 'Perempuan Tanah Jahanam'), kakak perempuannya, yang tewas lantaran pesawat yang ditumpanginya kecelakaan. Abby menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab kematian kakaknya yang sangat ia sayangi itu. Andai tak mesti menghadiri kelulusan Abby di sekolahnya, Indah dapat lebih dulu terbang menaiki pesawat lain pada waktu yang lain, dan barangkali nasib nahas tak bakal menjamahnya. Tapi, begitulah yang terjadi. Indah pergi meninggalkan Abby, juga kedua orang tua (diperankan Marcella Zalianty dan Gunawan) yang sama-sama terpukul berat.
ADVERTISEMENT
Ada sesuatu yang istimewa ihwal hubungan Abby dengan Indah, saya merasa hubungan keduanya tak sekadar hubungan kakak-adik yang biasa, atau apakah itu hanya imajinasi liar saya saja? Memperhatikan bagaimana Abby dengan bahasa tubuhnya kala berada dekat dengan Indah, caranya berbicara, dan caranya menatap sang kakak, entah apakah itu perwujudan interpretasi Ari irham sebagai aktor yang memerankan karakternya, atau memang demikian intensi pembuat film kala menulisnya, yang jelas hubungan Abby-Indah membuka interpretasi seluas-luasnya, setidaknya bagi saya. Dan saya suka itu.
Hal itu juga diperkuat misalnya oleh keinginan Abby agar Sephia (Taskya Namya, '22 Menit', 'Love for Sale 2'), sahabat Indah, mau dijadikan sosok pengganti sang kakak. Permintaan Abby yang lantas diiyakan Sephia untuk mengenakan gaun yang baru dibeli Indah, setelah dikenakannya gaun tersebut, mereka lantas saling memagut penuh hasrat, dan bercinta.
ADVERTISEMENT
Jadi, permintaan Abby agar Sephia bersedia menjadi pengganti sang kakak, peran seperti apa persisnya yang dimaksudnya? Dan, yang lebih mengganjal, apa sesungguhnya yang ada di benak Abby kala ia mengenang sang kakak, hal itu jauh lebih mengusik pikiran saya. Dan, terus terang saja, saya banyak mikir yang engga-enggak. Hehe.
Ipank menyajikan film ini sebagai studi karakter yang intim, menyita perhatian dan simpati kita. Ia menempatkan kita seolah berada di tengah karakter-karakter film ini yang sedang terluka namun tak kunjung mendapat penghiburan. Kapasitas Ipank sebagai penulis skenario jelas telah teruji kredibilitasnya, saya suka gayanya menciptakan dialog yang selalu memberi kesan terdengar alamiah dan berisi, tak sekadar ungkapan sambil lalu yang menguap begitu saja selepas diutarakan.
Ternyata Ipank juga piawai mengarahkan pemain dan kru, sehingga mood dan visual film ini mewujud dalam frekuensi yang sama dengan cerita yang hendak disampaikan. Sebuah debut penyutradaraan yang mengesankan.
ADVERTISEMENT
Diperkuat penampilan 'Si terlalu tampan' Ari Irham, Taskya Namya, dan Marcella Zalianty, demi akting mereka saja yang luar biasa, sudah cukup menjadi alasan untuk menyaksikan film yang dipenuhi lagu tema, termasuk di antaranya sebuah interpretasi baru lagu 'Sephia' dari Sheila on 7 yang dibawakan Gamaliel & Jevin Julian, mempermanis sekaligus meninggalkan rasa getir, pas mengiringi visual film yang gloomy-gloomy gimana gitu.
Terlebih dari itu, 'Generasi 90an Melankolia' menjadi panggung istimewa bagi Ari Irham yang menunjukkan potensi terbaiknya sebagai aktor. Selepas film ini, selaiknya ia mendapatkan lebih banyak peran lain lagi yang kuat dan menantang. Sebagai aktor terbilang baru, Ari Irham bolehlah kita daku sebagai satu dari sedikit pemain muda yang mumpuni yang kita miliki saat ini.
ADVERTISEMENT