Konten dari Pengguna

Mutasi Virus Corona Varian Omicron

Shaquilla
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN SH Jakarta
19 Desember 2021 12:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shaquilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : pexels.com
ADVERTISEMENT
Halo sobat kumparan, tahukah kalian, baru-baru ini, dunia dikejutkan dengan menyebarnya varian baru dari COVID-19 yang dikenal sebagai Omicron. Hal ini tentu saja semakin menambah panjang daftar mutasi COVID-19, karena seperti yang kita tahu, dunia sebelumnya juga sudah dilanda berbagai varian COVID-19 seperti Alpha, Beta, Delta, dan Gamma.
ADVERTISEMENT
Word Health Organization (WHO), seperti yang oleh dilansir situs COVID-19.go.id, menyatakan varian baru Omicron merupakan Varian of Concern (VoC) atau yang menjadi perhatian sejak 26 November 2021.
Kelompok penasihat teknis WHO atau yang lebih dikenal dengan TAG-VE (Technical Advisory Group on Virus Evolution) sedang mengamati seluk-beluk bagaimana varian Omicron ini dapat muncul.
Perlu diketahui, bahwa untuk saat ini, WHO memberikan pernyataan mengenai beberapa poin penting terkait varian Omicron. Pertama, dari segi penularan, varian Omicron ini masih tergolong sangat baru. Oleh karena itu, kita tidak tahu jka penyebaran dari virus ini lebih intensif atau tidak dibandingkan dengan varian sebelumnya.
Kedua, dari tingkat penyebaran penyakit. Varian Omicron masih tergolong sangat baru. Oleh karena itu, kita belum mengetahui, jika penyebaran dari varian Omicron ini bisa menimbulkan dampak atau gejala yang lebih parah atau tidak dibandingkan dengan varian sebelumnya. Selain itu, informasi atau berita mengenai dampak apabila seseorang terpapar varian Omicron masih sangat sedikit.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data awal, menunjukkan ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi hal ini mungkin terjadi karena meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dengan Omicron.
Pasalnya hingga saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya. Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di kalangan individu yang lebih muda cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan tetapi melihat tingkat keparahan varian Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.
Ketiga, yaitu dari efektivitas vaksin. Seperti yang teman-teman tahu, Indonesia sebelumnya telah menerapkan wajib vaksin untuk seluruh Warga Negara Indonesia. Penerapan vaksin dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu dosis pertama dan juga dosis kedua. Dengan munculnya varian Omicron, kita belum tahu jika vaksin yang sudah dilakukan sebelumnya masih efektif atau tidak. Walaupun begitu, WHO tetap memandang bahwa vaksinasi COVID-19 tetap penting dan efektif untuk mengurangi risiko terpaparnya virus COVID-19 termasuk melawan varian dominan yang beredar.
ADVERTISEMENT
Keempat, yaitu dari efektivitas tes. Tes Polymerase Chain Reaction (PCR) digunakan untuk mendeteksi infeksi, termasuk infeksi Omicron. Dengan adanya varian Omicron, kita bisa melihat apakah tes PCR ini masih efektif atau tidak, untuk membuktikan bahwa orang yang di tes PCR terpapar varian Omicron atau tidak.
Kelima, yaitu dari segi efektivitas perawatan. WHO menyebutkan bahwa kortikosteroid dan Interleukin-6 (IL-6) Receptor Blocker masih efektif untuk menangani pasien COVID-19 yang parah. Akan tetapi, dengan munculnya varian Omicron, kita belum tahu apakah perawatan yang dilakukan kepada pasien COVID-19 varian lain masih efektif dilakukan kepada pasien COVID-19 varian Omicron. Karena, komponen dari varian omicron berbeda dengan varian yang sebelumnya. WHO juga menyampaikan ke setiap negara untuk meneliti lebih lanjut mengenai varian Omicron.
ADVERTISEMENT
Saat ini, studi sedang berlangsung termasuk penilaian tingkat penularan, tingkat keparahan infeksi juga gejala, kinerja vaksin dan tes diagnostik, serta efektivitas pengobatan. Menurut pandangan saya, varian baru dari COVID-19 ini wajib untuk diwaspadai. Seperti yang kita tahu, virus selalu bermutasi untuk bertahan hidup dan mengelabui sistem kekebalan tubuh dari inangnya. Hal tersebut menandakan bahwa varian baru dari COVID-19 ini, lebih asing di dalam sistem imun kita dan bisa membuat kita lebih rentan tertular dibanding varian COVID-19 sebelumnya. Bahkan baru-baru ini varian omicron ternyata sudah masuk ke Indonesia. Satu kasus ditemukan pada petugas kebersihan di pusat karantina Wisma Atlet.
Nah teman-teman, saya sebagai penulis juga ingin mengingatkan kepada teman-teman untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan di tengah pandemi COVID-19. Banyak cara yang dapat kita lakukan agar terhindar dari paparan COVID-19, pertama yaitu dengan selalu menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter, kedua yaitu selalu mencuci tangan serta memakai masker ketika berpergian, dan yang ketiga yaitu melakukan vaksinasi.
ADVERTISEMENT
referensi:
https://www.who.int/southeastasia/news/detail/03-12-2021-who-south-east-asia-region-confirms-first-few-cases-of-omicron-countries-urged-to-step-up-covid-19-response-measures