Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Karya Pahat dan Seni Menenun di Desa Tumbur, Saumlaki
20 Agustus 2017 11:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Sharon Loh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beruntung, pada tanggal 16-19 Agustus 2017 yang lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti Kumparan Getaway Trip ke Saumlaki beserta 9 peserta lainnya dan 1 travel blogger.
ADVERTISEMENT
Hari pertama tiba di Saumlaki, kami langsung diajak menuju desa Tumbur. Desa ini menarik sekali. Letaknya di pinggir pantai. Ada sekolah, warung, dan rumah para penduduk desa.
Kami singgah ke rumah bapak pengrajin kayu, melihat proses pemahatan kayu sekilas dan melihat hasil akhir pahatan beliau. Detail sekali hasilnya.
Kami juga mampir ke rumah ibu yang sedang menenun. Dan saya senang sekali, karena mereka mengajarkan ku cara menenun! Walau belum fasih, saya senang karena bisa lebih memahami karya tenun. Ternyata susah loh. Butuh kesabaran dan ketelitian. Membuatku lebih bisa menghargai karya seni tangan orang lain.
Menurut Kak Nora, seorang kakak yang mengajarkanku cara menenun, para perempuan di sana sudah diajarkan cara menenun sejak kecil. Kak Nora sendiri diajarkan menenun saat dia masih SMP oleh ibunya sendiri. Keterampilan ini diturunkan dari satu generasi ke generasi lain dan mereka bangga dengan itu.
ADVERTISEMENT
Ohya, walaupun di desa, untungnya saya masih mendapat sinyal Telkomsel sehingga saya bisa menelpon keluarga di rumah untuk memberitahu kalau saya sudah sampai di Saumlaki.