Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Alor di Persimpangan: Sampah, Tantangan Pemerintah, dan Kesadaran Masyarakat
9 April 2025 9:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari SHEANY YOHANA MALELAK tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pulau Alor yang terletak di Nusa Tenggara Timur, memang dikenal dengan keindahan alam bawah lautnya yang luar biasa. Pulau ini menjadi surga bagi para penyelam karena terdapat terumbu karang yang masih alami, berbagai spesies ikan yang unik, dan kejernihan air laut yang memukau, pantai berpasir putih, dan bukit hijau membuatnya terlihat seperti surga tropis.
ADVERTISEMENT
Tetapi masalah sampah di Kabupaten Alor memang masih menjadi topik utama yang perlu perhatian serius. Sampah yang tidak terkelola dengan baik terutama plastik terus mencemari lingkungan, baik di darat maupun di laut menjadi ancaman bagi ekosistemnya. Sampah plastik terutama yang terbawa arus laut atau berasal dari aktivitas manusia
Sampah yang terbawa arus dari sungai, kali, dan selokan dari berbagai Kecamatan menjadi ancaman serius bagi ekosistem perairan Alor. Kecamatan Teluk Mutiara Kelurahan Wetabua yang padat peduduk merupakan salah satu wilayah pengahasil sampah plastik terbanyak yang dibuang ke kali bahkan sampai kelaut, Daerah Kadelang juga termasuk penghasil sampah bahkan sampah tersebut langsung terbuang dari selokan menuju ke laut, bahkan daerah Alor lainnya.
Seperti yang kita ketahui bersama sampah Plastik dan limbah rumah tangga yang berakhir di laut dapat merusak terumbu karang, mencemari habitat laut, serta mengancam keberlangsungan hidup ikan dan biota lainnya.
Upaya pemerintah, kesadaran masyarakat seharusnya dapat menjadi solusi yang efektif dalam mengatasi ancaman sampah plastik di wilayah pesisir Kabupaten Alor namun ternyata fakta di lapangan berbeda. Hingga saat ini sampah plastik masih sering ditemukan di berbagai pelosok.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Arbay Koho saat berdialog di RRI Stasiun Produksi Alor, mengungkapkan bahwa armada pengangkut sampah belum dilengkapi peralatan keselamatan yang memadai. "Kami hanya memiliki sekitar 30 armada yang aktif, jumlahnya masih kurang dibandingkan kebutuhan. Penanganan sampah baru mencakup Kecamatan Teluk Mutiara, dengan estimasi jumlah sampah yang masih terbatas pada area tersebut." ucapnya. Kamis (12/12/2024). Keterbatasan fasilitas menjadi kendala utama, kami hanya memiliki 6 truk, sementara targetnya sekitar 16 truk untuk mencakup semua kecamatan. Hal ini membuat pelayanan kepada masyarakat terbatas" jelasnya.
Upaya penanganan sampah di Kabupaten Alor menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah, mengingat keterbatasan infrastruktur, kesadaran masyarakat, dan sistem pengelolaan limbah yang belum optimal serta regulasi dan implementasi kebijakan pengelolaan lingkungan di tingkat daerah. Tetapi permasalahan sampah ini perlu dilakukan dengan serius, cepat dan tepat, mengingat Alor merupakan daerah kepulauan yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi, potensi wisata bahari yang besar, dan bagian dari Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Laut Sawu, yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai kawasan konservasi perairan terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sheany Yohana Malelak, Mahasiswa Fakultas Pertanian
Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan
Universitas Warmadewa