Konten dari Pengguna

Gambaran Pendidikan Indonesia di Dunia Perkuliahan

Shelvi Alkhoitami
Mahasiswa Universitas Pamulang
4 Juli 2023 15:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shelvi Alkhoitami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kementrian pendidikan Indonesia pernah melakukan uji coba kompetensi guru di Indonesia dan hasilnya kurang lebih hanya sekitar sepertiga guru Indonesia yang lulus uji kompetensi tersebut.
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah hal yang sangat penting, selain untuk diri sendiri pendidikan anak-anak negeri adalah hal yang sangat berpengaruh kedepannya untuk negara tersebut. Selain kita harus mendapatkan anak-anak yang berkualitas untuk generasi selanjutnya tentu saja kita harus mempunyai guru yang berkualitas pula untuk membimbingnya.
Ketika kita berhadapan dengan dunia elektronik, maka kita akan berhadapan dengan beberapa level. Level pertama adalah pembaca dan pengguna, Level kedua adalah yang terlibat di dalamnya, Level yang ketiga pengguna, dan yang terakhir adalah guru harus sudah bisa menjadi trainer bagi guru yang lain dalam dunia elektronik. Mirisnya, di Indonesia hanya mencapai 46% guru yang mampu pada level pertama yakni guru yang menggunakan elektronik untuk mencari bahan ajaran sehingga hal inilah yang membuat Indonesia di cap memiliki guru yang tidak siap mengajar.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah paper yang di tulis oleh Elizabeth Bizani yang berjudul Anak-anak Indonesia Tidak Tahu Seberapa Bodohnya Mereka, dan yang dimaksud utama adalah anak-anak SMA. Kurang dari sepertiga anak SMA di indonesia yang bisa menemukan inti dari paragraf, dan hanya sedikit yang mampu membaca data.
Beberapa contoh gambaran presentasi yang kurang efektif. tidak mengakaitkan gambar di atas.
Terdapat satu indikasi bahwa anak-anak indonesia adalah anak yang kurang terpelajar. Seperti para Mahasiswa saat melakukan presentasi, mereka tidak bisa lepas dari teks. Banyak sudah yang kita lihat para siswa ataupun mahasiswa ketika berpresentasi mereka melakukan copas dari google lalu dibaca kata perkata dan huruf-per huruf didepan audiensnya , namun ketika ia tidak membaca teks maka mereka akan gagap atau tidak bisa berbicara lagi. Penyampaian pesan merupakan inti dari suatu peradaban, peradaban dimulai dari kemampuan manusia berbahasa sehingga menjadi akumulasi pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Kemampuan penyampaian pesan yang gagal dari anak-anak indonesia adalah ketika mereka tidak mempu mempresentasikan ide-ide yang mereka punya ataupun bahkan ide orang lain yang telah ia copas. Hal ini yang menjadikan tafsiran bahwa anak indonesia memiliki perspektif buruk bahwa mereka tidak tahu betapa bodohnya mereka.
Banyak sekali anak-anak indonesia yang melakukan reading ketika berpresentasi, berpatokan dan berfokus pada teks sebab tidak memiliki persiapan yang efektif untuk melakukannya. Lagi dan lagi berbalik pada rasa malas dan rasa tidak ingin tahu dari diri mereka sendiri. Rasa malas yang sudah menjadi turun menurun dari siswa yang menyepelekan reading yang tanpa mereka sadari betapa bodohnya mereka.
Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi membaca yang cukup rendah, sebab warga indonesia memiliki literasi membaca yang sangat kurang. Buku tidak pernah menjadi prioritas utama, dan fakta yang terjadi dan sangat jelas terlihat sekarang adalah budaya berbicara dan mendengarkan adalah hal yang mudah di serap orang dibanding dengan membaca. Masyarakat indonesia lebih suka menonton handphone dan mengikuti acara-acara televisi dibanding dengan membaca.
ADVERTISEMENT