Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Student Hidjo Karya Mas Marco Katodikromo
15 Desember 2022 15:41 WIB
Tulisan dari Shodiq Adyaoktavia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Novel Student Hidjo adalah novel yang menceritakan tentang seorang pemuda bernama Raden Hidjo lulusan HBS yang bertunangan dengan Raden Ajeng Biroe. Setelah lulus dari HBS Raden Hidjo diperintahkan oleh ayahnya yaitu Raden Potronojo untuk melanjutkan pendidikan ke negeri Belanda. Raden Hidjo pergi ke negeri Belanda ditemani oleh gurunya yang dari HBS dengan menaiki kapal api. Dalam perjalanan Raden Hidjo ke negeri Belanda, ia bertemu dengan banyak orang-orang Belanda. Saat sedang waktunya minum teh, Raden Hidjo digoda oleh gadis-gadis Belanda. Salah satu dari gadis-gadis Belanda bernama Betje jatuh cinta kepada Raden Hidjo. Setelah sampai di Amsterdam, Belanda Raden Hidjo dititipkan oleh gurunya di rumah temannya yang merupakan ayah dari Betje. Selang beberapa hari Raden Hidjo menumpang di rumah Betje, ayah dari Raden Hidjo memerintahkan Hidjo untuk segera pulang agar dinikahkan dengan Raden Ajeng Woengoe yang merupakan anak dari Bupati kabupaten Djarak. Raden Hidjo pun segera pulang kembali ke halaman rumahnya. Pada akhirnya Raden Hidjo menikah dengan Raden Ajeng Woengoe dan Raden Ajeng Biroe menikah dengan Raden Mas Wardojo yang merupakan kakak dari Raden Ajeng Woengoe.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam novel Student Hidjo terdapat beberapa kandungan nilai pendidikan karakter jika dilihat dari alur ceritanya. Nilai pendidikan karakter adalah proses yang dilaksanakan oleh penanggung jawab pendidikan untuk membentuk kepribadian peserta didik yang berkarakter. Nilai pendidikan karakter ini bisa seperti nilai religius, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial.
Di sini penulis akan mendeskripsikan beberapa nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Student Hidjo. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam novel Student Hidjo adalah yang pertama nilai religius. Terlihat dalam beberapa kutipan yang penulis sudah analisis yaitu sebagai berikut.
“Sebab perkara hidup matinya seseorang itu hanya tergantung kepada Tuhan.” (hlm 2)
“Tidak Adinda. Jangan takut. Semua nasib Hidjo, sebaiknya kita serahkan saja kepada Tuhan.” (hlm 5)
ADVERTISEMENT
“Kamu berdoa sajalah, mudah-mudahan dia dalam tujuh tahun sudah kembali dan jadi ingeniuer.” (hlm 5)
Kutipan di atas terdapat ketika tokoh Raden Potronojo yaitu ayah dari Raden Hidjo sedang meyakinkan kembali istrinya yaitu Raden Nganter Potronojo untuk tetap memberangkatkan Raden Hidjo ke Belanda menjadi insinyur. Kutipan tersebut termasuk ke dalam nilai pendidikan karakter religius. Karena perkataan dari Raden Potronojo berkaitan dengan kepercayaan kepada Tuhan.
Kemudian nilai pendidikan karakter yang kedua adalah nilai cinta damai. Terlihat dalam kutipan yang sudah penulis analisis sebagai berikut.
“Saat-saat tertentu, gadis-gadis itu bermain-main dengan Hidjo terlalu luar biasa, tetapi Hidjo selalu ingat jangan sampai ia melakukan hal yang tidak baik yang bisa membikin susah orang lain atau diri sendiri.” (hlm 49)
ADVERTISEMENT
Kutipan di atas terdapat ketika tokoh Hidjo sedang berada dalam kapal gunung dan bermain dengan gadis-gadis Belanda yang selalu mengejek Hidjo. Kutipan tersebut termasuk ke dalam nilai pendidikan karakter cinta damai. Karena tokoh Hidjo yang sangat sabar ketika diejek oleh gadis-gadis Belanda tersebut.
Selanjutnya nilai pendidikan karakter yang ketiga adalah nilai gemar membaca. Terlihat dalam beberapa kutipan yang sudah penulis analisis sebagai berikut.
“Selama Hidjo menunggu Raden Ajeng Biroe yang sedang mandi, ia tak lupa mengambil buku Raden Ajeng untuk dibaca sambil menunggu tunangannya.” (hlm 11)
“Selama dia sudah tidak sekolah lagi, dia masih terusan belajar sendiri, yaitu membaca buku-buku.” (hlm 5)
Kutipan pertama terdapat ketika tokoh Hidjo sedang menunggu tunangannya yaitu Raden Ajeng Biroe yang sedang mandi untuk mengajak pergi ke Sriwedari. Kemudian kutipan kedua terdapat ketika tokoh Raden Potronojo yang merupakan ayah dari Hidjo sedang meyakinkan kembali istrinya yaitu Raden Nganten Potronojo untuk tetap memberangkatkan Hidjo ke Belanda agar menjadi insinyur. Kutipan tersebut termasuk ke dalam nilai pendidikan karakter gemar membaca. Karena tokoh Hidjo sangat suka membaca buku apapun.
ADVERTISEMENT
Kemudian nilai pendidikan karakter yang terakhir adalah nilai peduli sosial. Terlihat dalam kutipan yang sudah penulis analisis sebagai berikut.
“leerar-nya dan Hidjo diterima dengan senang hati oleh tuan rumah dan sekalian anak-anaknya.” (hlm 51)
Kutipan di atas terdapat ketika tokoh Hidjo dan guru dari HBS datang ke rumah direktur yang merupakan saudara dari guru HBS tersebut. Datangnya mereka ke rumah direktur bertujuan untuk menitipkan Hidjo kepada direktur tersebut. Kutipan tersebut termasuk ke dalam nilai pendidikan karakter peduli sosial. Karena tuan rumah dan anak-anaknya sangat ramah dan menerima dengan senang hati ketika Hidjo datang untuk menumpang.
DAFTAR PUSTAKA
Arum, I, S, dkk. (2021) Analisis Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Cinta Di Lauhul Mahfuzh Karya Dian Anantara. Jurnal. Universitas Tanjungpura. Pontianak.
ADVERTISEMENT
Kartodikromo, M, M. (2018) Student Hidjo. Yogyakarta : Penerbit Narasi.
Rindayu, A, S. (2022) Analisis Nilai Pendidikan Karakter Pada Novel Dikta & Hukum Karya Dhia’an Farah. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.
Wellek, R & Warren, A. (2016) Teori Kesusastraan. Jakarta : PT Gramedia.