Konten dari Pengguna

Model Bisnis yang Digunakan Rasulallah

Shofia
Seorang mahasiswi
14 April 2022 14:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shofia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Sebelum menerima gelar kenabiannya, Nabi Muhammad pernah menjadi seorang pebisnis yang andal. Sejak usia remajanya, Nabi Muhammad sudah pernah mengikuti ekspedisi perdagangan lebih ke-17 negara. Puncak kesuksesannya ada di umur 25 tahun ketika beliau menjadi pemimpin kafilah perdagangan di kota Syam yang ditunjuk langsung oleh konglomerat Mekah, Khadijah. Tentu itu semua tidak terjadi secara instan begitu saja. Pastinya untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan pengalaman-pengalaman di baliknya. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, Nabi Muhammad belajar untuk menciptakan strategi-strategi yang akan menjadi faktor di balik kesuksesannya. Berikut pemaparannya.
ADVERTISEMENT
Pertama adalah menerapkan kejujuran. Rasulullah bersabda dalam hadist riwayat Tirmidzi,
Kejujuran merupakan etika dasar dalam jual beli, yang menjadi fondasi terpenting dalam membangun kepercayaan berniaga. Sifat jujur dan amanah yang sudah tertanam dalam diri Nabi Muhammad sejak kecil, menjadikan dirinya mendapati gelar Al-Amin, yang berarti seseorang yang dapat dipercaya.
Terkenalnya sifat jujur pada Nabi Muhammad membuat banyak pelanggan lebih percaya membeli dagangan Nabi Muhammad. Dalam hal ini, Nabi Muhammad sukses menerapkan strategi positioning dengan menggunakan personal branding dirinya. Ini dinilai lebih efektif dibanding harus membual untuk membuat produk terlihat lebih unggul.
ADVERTISEMENT
Kedua adalah tidak haus keuntungan. Walaupun Nabi Muhammad saat itu sudah sangat dipercaya banyak orang dalam perdagangan, Nabi Muhammad tidak mengambil kesempatan untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Dirinya lebih memilih ketenangan batin dengan bersikap ikhlas. Ketenangan batin inilah yang sesungguhnya tidak dapat diukur dengan materi berupa uang.
Keikhlasan akan membuat orang merasa cukup. Ikhlas bukan berarti gampang puas, melainkan kita berarti mampu mengukur batasan diri untuk menerima, serta dapat lebih terbuka pada kegagalan. Konsep sikap ikhlas ini sangat penting diaplikasikan dalam bisnis agar para penjual tidak terus merasa kurang terhadap keuntungan yang telah diperoleh.
Ketiga adalah bersikap profesional. Profesional dengan kejujuran dan keikhlasan akan menjadi dua sisi yang saling mengimbangi. Konsep profesionalisme ini akan menjadi patokan dasar atas konsistensi dalam menjalankan bisnis. Nabi Muhammad dalam menjalani bisnisnya selalu mengutamakan sikap profesional, sehingga membuat para pelanggan dan pelaku ekonomi lainnya merasa lebih dihargai karena dilayani dengan usaha yang maksimal. Sikap profesionalisme ini juga akan membawa individu pada pemanfaatan waktu dan sumber daya yang semakin efektif dan efisien, yang menjadi tujuan dasar dalam berbisnis.
ADVERTISEMENT
Keempat adalah menjual barang-barang yang berkualitas. Dalam hadist riwayat Ibnu Majah, Uqbah bin Amir mendengar, bahwa Rasulullah bersabda,
Nabi Muhammad selalu menyediakan barang-barang yang berkualitas. Sekalipun ada kecacatan di antaranya, Nabi Muhammad tidak pernah menutup informasi tentang kondisinya. Nabi Muhammad akan berterus terang kepada para pelanggannya dalam memberikan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan barang yang dijualnya. Meskipun jika diterapkan dalam bisnis sehari-hari terkadang para pelanggan tidak jadi membeli barang dagangan kita karena adanya kekurangan, namun meski begitu kita akan dipercaya pelanggan karena telah jujur dalam menginformasikan kondisi barang jualannya. Nilai emosional inilah yang menjadi nilai tambah ketika kita bersaing dalam bisnis.
ADVERTISEMENT
Kelima adalah membangun networking. Dalam bisnis, kita bisa menerapkannya dengan menjaga loyalitas pelanggan. Untuk mendapatkan loyalitas itu, kita harus bisa membuat kepercayaan antar pelanggan dan penjual dengan bersikap jujur dan profesional, sehingga nantinya para pelanggan akan bisa loyal pada produk yang kita jual.
Nabi Muhammad lebih memilih menciptakan hubungan jangka panjang dengan para pelanggannya dibanding harus terus menciptakan keuntungan. Hal tersebut bukannya menurunkan keuntungan, malah akan menciptakan profit lebih baik, Nabi Muhammad telah membuktikannya pada kala itu. Nabi Muhammad menegaskan bahwa dengan membangun networking akan mampu mengetahui referensi atau insight dari para konsumen , sehingga secara tidak langsung akan bisa menaikkan omset dari penjualan.