Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kolaborasi Pemerintah Bersama Masyarakat untuk Mempercepat Pemulihan Ekonomi
1 Juni 2021 11:41 WIB
Tulisan dari siko wiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda pemulihan ekonomi semakin jelas. Berbagai indikator ekonomi makro dan aktivitas pasar meningkat. tanda-tanda itu antara lain mobilitas masyarakat, indeks kepercayaan konsumen yakni 101,5 dan masuk ke zona optimis, dan indeks penjualan ritel yakni 227,6% (yoy) dan 2,5% (mtm). Pulihnya ekonomi juga bisa dilihat dari PMI Manufaktur Indonesia di bulan April yang kembali naik menjadi 54,6 (setkab.go.id). Hal ini menunjukkan efektivitas APBN yang bekerja sangat keras membiayai penanganan COVID-19 dan mendorong pemulihan ekonomi. Meski demikin dukungan masyarakat juga dibutuhkan agar laju pemulihan ekonomi semakin cepat.
ADVERTISEMENT
Pertama yaitu tetap menjaga protokol kesehatan. Tidak salah, menjaga protokol kesehatan bahkan meski sebagian masyarakat sudah menerima vaksinasi harus terus dilakukan. Protokol kesehatan perlu terus dijaga sampai pada level pandemi benar-benar dapat dikendalikan. Kebiasaan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas menjadi perlu terus dijaga. Pemulihan kesehatan sangat penting dalam pemulihan ekonomi. Protokol kesehatan merupakan cara ampuh dalam memutus rantai penularan. Menekan laju penularan merupakan prasyarat pemulihan ekonomi.
Kedua, yakni melakukan konsumsi atas barang/jasa yang dihasilkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam Laporan Kementerian Koperasi dan UMKM seperti yang dikutip situs web www.ukmindonesia.id, UMKM memiliki pangsa sekitar 99,99% atau 62.9 juta unit dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (data tahun 2017). Adanya media sosial dan platform toko online membuat sektor ini semakin bergairah. Tak hanya itu, kita bisa belanja ke warung terdekat di kanan-kiri rumah kita. Entah itu beli kebutuhan barang-barang kebutuhan sehari-hari, sayur dan lauk pauk, bahkan makanan atau kudapan. Bagi kita, kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke tempat lain untuk membelinya, di sisi lain belanja kita sangat berharga. Melalui APBN 2021 s.d. April, pemerintah sudah merealisasikan bantuan senilai Rp9,95 usaha mikro kepada 8,29 juta penerima UMKM.
ADVERTISEMENT
Ketiga, kita juga dapat turut serta memasarkan Produk UMKM. Produk UMKM sangat banyak yang berkualitas, akan tetapi biasanya kalah dalam hal marketing. Bantuan marketing sederhana yang dapat kita berikan dengan Word of Mouth (WOM) atau pemasaran mulut lewat mulut. Dalam konteks zaman now, WOM dapat juga berarti membagikan informasi terkait produk UMKM melalui aplikasi perpesanan dan media sosial lain.
Keempat, para profesional yang menggeluti bidang tertentu dapat memberikan edukasi untuk menunjang pengembangan usaha. Untuk mengurangi kerumunan, edukasi dapat dilakukan secara digital melalui media sosial. Sebagai contoh ilmu cara mengimplementasikan akuntansi biaya dan akuntansi keungan untuk UMKM, pemasaran, pembuatan konten di media sosial, negosiasi, perpajakan dan ilmu-ilmu lain yang terkait. Dengan demikian, diharapkan banyak UMKM meningkatkan kelas usahanya. Dengan demikian dampak usahanya, seperti pengasilan bersih dan semakin banyaknya tenaga kerja yang terserap semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
Kelima dengan menghentikan racun Informasi berupa hoaks. Ekonomi merupakan bidang yang sangat sensitif terhadap informasi Menyebarkan hoaks seperti broadcast-broadcast yang menimbulkan ketakutan dan syak wasangka membuat para pelaku ekonomi ragu-ragu bahkan takut mengambil keputusan ekonomi. Akibatnya, kerugiannya tidak hanya ditanggung satu atau dua orang, tetapi juga dapat berdampak kepada banyak orang dalam satu wilayah. Sebagai contoh hoaks yang menyebar di kalangan para pedagang ialah vaksin COVID-19 dapat menyebabkan orang meninggal. Padahal itu informasi yang salah. Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi menyatakan bahwa tidak ada yang meninggal karena vaksinasi COVID-19 (kemenkes.go.id). Akibatnya para pedagang tidak mau divaksin dan masih takut untuk berjualan. Melalui APBN, pemerintah sudah menggelontorkan tidak kurang dari Rp7,4 Triliun. Hal itu semata-mata agar vaksin dapat diakses secara gratis oleh masyarakat. Contoh lain adalah berita bahwa di suatu pasar ada yang terjangkit COVID-19, akibatnya pedagang dan pembeli enggan ke pasar. Ini jelas sangat merugikan.
ADVERTISEMENT
Keenam dengan berinvestasi kepada UMKM. Berivestasi pada sektor riil memang menantang, namun multiplier efeknya dapat dirasakan secara langsung. Membuat produk yang memiliki nilai tambah tinggi serta keunikan tidak hanya membuat pemilik modal hasil investasi, tetapi juga terdapat tenaga kerja terserap.
Siko Dian Sigit Wiyanto
Pranata Humas Ahli Pertama Kementerian Keuangan
Wakil Ketua I Ikatan Pranata Humas Indonesia
*) Tulisan ini adalah pendapat pribadi penulis.