Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Belajar Bersama Mama - Mama Papua
23 Juli 2023 11:12 WIB
Tulisan dari Kabar Papua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Belajar Bersama Hak Kesehatan Reproduksi wanita
ADVERTISEMENT
Dari kegiatan Belajar Bersama Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Workshop Pembuatan Pembalut Kain di Manokwari dan Pegunungan Arfak”
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret, Bentara Papua bekerja sama dengan Biyung Indonesia dan Jarum dan Bitch Community mengadakan workshop bertema "Women Helping Women: Belajar Bersama Hak Kesehatan Reproduksi dan Workshop Pembuatan Pembalut Kain".
Workshop dilaksanakan di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak. Kegiatan di Manokwari berlangsung selama dua hari, yaitu pada tanggal 18 hingga 19 Maret 2020 di Pondok Bentara, sedangkan kegiatan di Pegaf dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2020 di Balai Kampung Ungga, Kecamatan Minyambow. Hadir dalam kegiatan ini kurang lebih 60 wanita dari berbagai latar belakang, antara lain pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, petani, pendamping masyarakat, tokoh agama, bahkan pendamping dari Lapas Wanita Manokwari dan Balai Pemasyarakatan Kabupaten Manokwari.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, peserta diajak berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dan hak mendapatkan menstruasi yang sehat bagi perempuan. Westiani Agustin dari Biyung Indonesia dan Nidya Paramita dari Komunitas Jarum dan Pelacur menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi merupakan salah satu hak dasar dan fundamental setiap manusia, termasuk perempuan. Salah satu bagian terpenting dari kesehatan reproduksi wanita adalah menstruasi. Setiap wanita akan mengalami siklus haid kurang lebih 400 kali dari haid pertamanya hingga memasuki masa menopause. Pembalut wanita merupakan sistem pendukung penting dalam proses pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi. Jika dalam satu siklus haid seorang wanita membutuhkan 20 sampai 25 pembalut sekali pakai, maka kira-kira seorang wanita akan menggunakan 240-300 pembalut dalam satu tahun.
Saat ini perempuan menghadapi masalah kritis yaitu meningkatnya jumlah perempuan yang mengalami gangguan kesehatan reproduksi dan menderita kanker serviks akibat penggunaan pembalut sekali pakai yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti dioksin, pemutih dan pewangi. Beban Ibu Pertiwi atau Mother Earth juga semakin bertambah karena tercemar limbah popok sekali pakai yang terus meningkat. Penyebab masalah tersebut adalah kurangnya pengetahuan dan akses informasi tentang hak kesehatan reproduksi serta akses ke fasilitas atau pusat kesehatan masyarakat, kurangnya ketersediaan pembalut yang aman, sehat dan terjangkau, serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang dampak penggunaan pembalut sekali pakai yang berakhir menjadi sampah yang sulit terurai di tanah dan air.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui masalah yang dihadapi, peserta diajak untuk mencari dan menggali ide solusi bersama untuk mengatasi masalah tersebut. Peserta kemudian dilatih membuat pembalut kain sebagai bagian dari support system dan diharapkan kedepannya mampu memproduksi pembalut kain ini secara mandiri untuk memenuhi hak kesehatan reproduksi dan saling bekerjasama untuk memberikan kontribusi positif menuju kehidupan yang lebih sehat. dan kehidupan yang lebih berkelanjutan untuk Mama Tanah Papua.
Seluruh tim Bentara Papua berharap semua hal yang telah dipelajari, didiskusikan dan dipraktikkan selama kegiatan ini dapat diterapkan dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan sedapat mungkin ditularkan kepada perempuan lainnya, sesuai dengan tema kegiatan “Women Membantu Wanita”. (lampu)