Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
GUSDURian Adakan Peringatan Hari Toleransi Internasional Dengan Dubes Belanda
30 November 2023 17:00 WIB
Tulisan dari GUSDURian Mojokutho Pare tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Acara dimulai pukul 12.30 WIB dengan penyambutan Dubes Belanda di PP Tebuireng oleh Dzuriyah dan putri keempat Gus Dur, Ning Inayah Wahid sahabat dan komunitas GUSDURian sekitar Jombang.
Acara tersebut dihadiri para tokoh Agama, Jay Akhmad Koordinator Seknas Jaringan GUSDURian, Korwil GUSDURian Jawa Timur, GUSDURian Jombang, GUSDURian Mojokerto, dan GUSDURian Mojokutho Pare.
Penyambutan dan sesi ramah tamah dimulai di ndalem kasepuhan Tebuireng. Rangkaian tersebut sekaligus makan siang bersama dan dilanjutkan ziarah ke makam Gus Dur di area Pesantren Tebuireng.
Acara inti adalah sharing session di GKJW Mojowarno bertema "Dinamika hubungan antar agama di Jawa Timur dan Jombang" dipandu oleh Emma Rahmawati sebagai moderator.
Acara inti dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dilanjutkan sambutan oleh Pendeta Muryo Djayadi Ketua GKJW Mojowarno. Kemudian sambutan dari Pendeta Natael Hermansyah selaku Ketua PGIW Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Jay Akhmad menyampaikan "Saat ini, Agama seringkali menjadi pemantik setiap konflik yang ada di sekitar kita. Konflik ini muncul akibat tidak tahu sebenarnya dengan siapa harus berkomunikasi dan berkoordinasi. Seperti kata Gus Dur, Agama tidak jauh dari kemanusiaan. Agama hadir untuk kemanusiaan. GUSDURian mendorong untuk berjalannya gerakan ini semakin masif".
Selanjutnya Inayah Wahid menyampaikan kesan pesan "Saya tidak mau membuka menggunakan salam yang panjang-panjang, itu salamnya pejabat. Lagipula salamnya itu cuma punya enam agama. Itu bikin saya makin ingat bahwa agama yang diakui baru enam, lainnya masih terdiskriminasi", diiringi gelak tawa para hadirin.
"Hari kita menghadapi banyak krisis seperti krisis pangan, kita menghadapi global boiling (pendidihan), bukan hanya pemanasan lagi, tapi pendidihan global. Banyak krisis kemanusiaan yang sedang terjadi hari ini seperti di Gaza. Kita semua adalah umat beragama membicarakan persaudaraan setiap hari. Jadi gak ada gunanya jika persaudaraan itu tidak terwujud dalam menghadapi krisis ini".
ADVERTISEMENT
"Tidak ada krisis yang memandang satu agama saja, misalnya krisis pangan hanya untuk umat Kristiani, pandemi covid hanya untuk umat Hindu, krisis tidak pernah memandang apa agamanya. Tidak cukup jika kita membicarakan tentang merawat persaudaraan tanpa mengaplikasikannya pada kelompok minoritas yang belum menjadi bagian dari ikatan persaudaraan ini”.
“Jadi, kerjasama dan kolaborasi ini menuntut adanya kesetaraan. Bapak ibu yang ada disini, kalian semualah ada di garis terdepan merawat tali persaudaraan ini. Menjaga ikatan dan simpul simpul ini semakin kuat dan berjalan dengan baik. Saya sangat berharap bapak ibu terus melangkah dan bergerak agar simpul ini makin besar. Kita bersama-sama bisa mengatasi krisis kemanusiaan hari ini. Hadirnya Agama bukan untuk saling menang menangan. Semua agama adalah untuk kemenangan bersama", tutup Inayah.
Kemudian sambutan Dubes Belanda bagian kerukunan dan keragaman umat beragama sedunia yang terjemahannya begini:
ADVERTISEMENT
Saya sangat bangga dan bahagia bisa berada ditengah tali persaudaraan ini, ditengah keluarga, murid, pecinta, dan sahabat Gus Dur. Gus Dur adalah presiden keempat Negara Indonesia. Saat mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya tadi dinyanyikan, saya merasa sangat tersentuh dan melihat lagu ini sangat kuat, memiliki energi yang tidak bisa saya ungkapkan keindahannya. Saya bangga sekali berada di tengah-tengah kalian. Ditengah tali persaudaraan dan rasa toleransi yang sangat tinggi yang terdiri dari kebersamaan, keragaman, perbedaan, tapi semuanya bisa menjadi satu dalam ikatan keluarga ini.
Selanjutnya adalah sharing perkembangan hubungan antar agama yang didampingi oleh teman-teman komunitas GUSDURian wilayah Jawa Timur dan para tokoh lintas Agama. Selanjutnya penyerahan kenang-kenangan dari jemaat GKJW Mojowarno untuk Inayah Wahid dan Dubes Belanda. Dilanjutkan keliling gereja untuk melihat arsitektur bangunan dan keindahan gereja Mojowarno.
ADVERTISEMENT
Agenda ini ditutup dengan foto bersama di depan GKJW Mojowarno. Harapan dari peringatan hari toleransi internasional semoga dapat menjadi refleksi untuk kita betapa pentingnya menjaga eratnya tali persaudaraan demi mewujudkan Indonesia rumah bersama.